Langsa — Keberadaan Airstrip Langsa terbukti memainkan peran vital dalam mempercepat distribusi bantuan logistik bagi korban bencana hidrometeorologi yang melanda wilayah pantai timur Aceh. Saat akses darat menuju Kota Langsa, Kabupaten Aceh Tamiang, dan Aceh Timur terputus akibat banjir dan kerusakan infrastruktur, jalur udara menjadi satu-satunya harapan untuk menjangkau wilayah terdampak.
Dalam kondisi darurat tersebut, sejumlah pesawat yang membawa bantuan kemanusiaan berhasil mendarat di Airstrip Langsa. Pendaratan ini memungkinkan distribusi logistik seperti bahan pangan, obat-obatan, dan perlengkapan darurat dapat segera disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan, tanpa harus menunggu akses jalan darat kembali normal.
Airstrip Langsa yang berlokasi di kawasan Kuala Langsa memiliki landasan pacu berukuran 700 meter x 23 meter. Fasilitas ini dibangun pada tahun 2018 sebagai bagian dari upaya memperkuat konektivitas dan kesiapsiagaan wilayah terhadap potensi bencana. Dengan spesifikasi tersebut, airstrip ini mampu didarati pesawat ringan hingga menengah, seperti Cessna Grand Caravan, yang kerap digunakan untuk misi kemanusiaan dan penerbangan perintis.
Kepala Dinas Perhubungan Aceh menilai keberadaan airstrip ini sangat strategis, terutama ketika jalur darat lumpuh total akibat banjir, longsor, atau kerusakan jembatan. Dalam situasi bencana, kecepatan distribusi bantuan menjadi faktor penentu keselamatan dan ketahanan masyarakat terdampak.
“Airstrip Langsa menjadi titik penting untuk memastikan bantuan dapat masuk dengan cepat. Ini membuktikan bahwa infrastruktur transportasi udara skala kecil memiliki peran besar dalam penanganan bencana,” ungkapnya.
Selain untuk distribusi logistik, airstrip ini juga berpotensi digunakan sebagai jalur evakuasi medis dan mobilisasi personel tanggap darurat. Hal tersebut sangat membantu ketika fasilitas kesehatan di wilayah terdampak mengalami keterbatasan atau kelebihan kapasitas.
Pemerintah Aceh menilai pengalaman penanganan bencana kali ini menjadi pembelajaran penting akan perlunya memperkuat dan merawat infrastruktur transportasi di wilayah-wilayah rawan bencana. Keberadaan airstrip yang tersebar di beberapa titik strategis dinilai mampu menjadi solusi cepat dan efektif dalam situasi darurat.
Dengan kondisi geografis Aceh yang memiliki banyak wilayah pesisir, perbukitan, dan daerah yang rentan terisolasi saat bencana, pengembangan dan optimalisasi airstrip menjadi bagian penting dari sistem mitigasi dan respons bencana ke depan.
Pemerintah Aceh melalui Dinas Perhubungan terus berkomitmen untuk memastikan fasilitas seperti Airstrip Langsa dapat berfungsi optimal, baik dalam kondisi normal maupun saat terjadi bencana, demi menjamin keselamatan dan kecepatan penanganan bagi masyarakat yang terdampak.(**)












