Hari ini Pekerja Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Aceh Tamiang “Tidak Baik Baik Saja”, Ini Dugaan Penyebabnya

Berita149 Dilihat

Karang Baru, Dailymail Indonesia
Pekerja Pabrik Kelapa Sawit (PKS) swasta di Kabupaten Aceh Tamiang diduga saat ini tidak dalam kondisi baik baik saja. Pasalnya tinggal menunggu waktu, puluhan perusahaan di Kabupaten akan tutup.

Hal itu bisa terjadi karenakan bahan baku Tanda Buah Segar (TBS) banyak dijual ke luar Kabupaten Aceh Tamiang khusus nya ke Sumatera.

Sehingga berdampak pada Perusahaan tidak mampu menghidupkan dirinya sendiri.

Akibatnya, perusahaan harus mengambil sikap yang tidak menguntungkan bagi pekerja.

Keluhan ini disampaikan oleh salah seorang Pekerja perkebunan swasta kelapa sawit di Kabupaten Aceh Tamiang, Rabu 10 Juli 2024.

“Mungkin perusahaan akan pada tutup, itu terjadi karena TBS banyak dijual keluar daerah, dampaknya perusahaan tidak mampu menghidupkan diri nya sendiri dan akan berdampak pada pemecatan masalah pekerja,” ucap dia.

Lanjut dia, kondisi tersebut tidak hanya terjadi pada perusahaan tempat ia bekerja.

“Bukan hanya kami yang merasakan situasi ini. Ratusan karyawan lain juga mungkin merasakan hal sama dan ironisnya pengangguran besar besar bakal terjadi,” katanya.

“Nasib kami terancam saat ini. Kemana kami mau mengadu, kamipun sudah seperti putus harapan, mengadu kesana kemari pun bukannya solusi terbaik yang tercipta dalam semua pertemuan kami,” tambahnya.

Kondisi ini diperparah lagi dengan sikap Pemerintah Kabupaten selaku pelindung pekerja terkesan tutup mata atas keluhan dan potensi yang akan terjadi ke depan nantinya.

“Sudah ada juga contoh nya teman kami sudah menjadi korban atas kebijakan yang diambil oleh perusahaan. Dimana Pemerintah Kabupaten dan DPRK Aceh Tamiang saat ini?. Kami butuh solusi dan tindakkan yang mengikat sehingga roda perekonomian kaum seperti kami berjalan sesuai dengan aturannya,” katanya.

Untuk itu pihaknya meminta Pemerintah dan DPRK Aceh Tamiang mencari solusi bagi Perusahaan dan pekerja, banyak yang tidak memiliki bahan baku pendukung untuk melanjutkan proses produksi pabriknya.

“Kita minta kepada Pemerintah dan DPRK Aceh Tamiang menetapkan regulasi yang saling mendukung untuk kelangsungan produksi PKS dan Pekerja, sehingga pemecatan masal tidak terjadi,” katanya.

“Apa kita harus anarkis dulu Pemerintah dan DPRK Aceh Tamiang baru mau mendengarkan keluhan kami,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *