Banda Aceh – Prestasi membanggakan kembali diraih oleh Kota Banda Aceh. Berdasarkan data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) per November 2025, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Banda Aceh mencapai angka 89,55, menempatkannya sebagai kota dengan IPM tertinggi di Indonesia, sekaligus yang tertinggi di Provinsi Aceh.
Capaian ini menempatkan Banda Aceh sedikit di atas Kota Yogyakarta yang memiliki IPM sebesar 89,53, serta jauh melampaui rata-rata nasional dan bahkan DKI Jakarta, provinsi dengan IPM tertinggi secara keseluruhan di Indonesia yang mencatat angka 84,15.
Dengan skor 89,55, Banda Aceh kini masuk dalam kategori “pembangunan manusia sangat tinggi” (IPM ≥ 80), menunjukkan bahwa kualitas hidup masyarakatnya terus meningkat dari tahun ke tahun.
Kualitas Manusia Banda Aceh Melesat
IPM sendiri merupakan indikator penting yang digunakan BPS untuk menilai keberhasilan pembangunan manusia di suatu daerah. Indikator ini mencakup tiga aspek utama, yaitu:
1. Kesehatan, yang diukur dari umur harapan hidup;
2. Pendidikan, melalui rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah;
3. Standar hidup layak, yang tercermin dari pengeluaran riil per kapita.
Kombinasi dari ketiga dimensi ini menunjukkan sejauh mana masyarakat di suatu daerah mampu hidup sehat, berpendidikan, dan memiliki taraf hidup yang layak.
Kepala BPS Kota Banda Aceh dalam keterangannya menyebutkan bahwa peningkatan signifikan pada aspek pendidikan dan standar hidup masyarakat menjadi faktor utama kenaikan IPM tahun ini. Pemerintah kota juga disebut berhasil memperluas akses pendidikan, memperkuat layanan kesehatan, serta mengembangkan program pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis digital dan UMKM.
Lebih dari Sekadar Angka
Meski IPM sering dipahami sebagai ukuran kualitas sumber daya manusia (SDM), para ahli menekankan bahwa keduanya tidak sepenuhnya identik. IPM hanya mengukur kemampuan dasar manusia untuk hidup layak, sementara kualitas SDM memiliki cakupan yang jauh lebih luas.
Kualitas SDM juga menyangkut aspek keterampilan teknis, produktivitas kerja, etos, disiplin, kreativitas, kemampuan adaptasi, serta penguasaan teknologi digital. Faktor-faktor seperti soft skills, inovasi, manajerial, dan komunikasi juga menjadi penentu daya saing manusia di era modern, yang tidak sepenuhnya tercermin dalam angka IPM.
Namun demikian, tingginya IPM Banda Aceh menunjukkan bahwa pondasi pembangunan manusia di kota ini sangat kokoh. Dengan capaian tersebut, Banda Aceh tidak hanya unggul di atas kertas, tetapi juga memiliki potensi besar untuk menjadi kota berdaya saing tinggi dan berorientasi pada pembangunan manusia yang berkelanjutan.
Simbol Kemajuan Aceh
Capaian ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Aceh. Banda Aceh yang selama ini dikenal sebagai pusat peradaban dan pendidikan di Tanah Rencong, kini semakin mempertegas posisinya sebagai role model pembangunan manusia di Indonesia.
Pemerintah Kota Banda Aceh melalui berbagai program unggulannya terus mendorong peningkatan kualitas hidup warga, baik dari sisi pendidikan, kesehatan, maupun ekonomi. Sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam mempertahankan dan meningkatkan capaian IPM tersebut.
“Angka IPM bukan sekadar statistik. Ia mencerminkan kualitas kehidupan masyarakat secara nyata — dari bagaimana anak-anak kita bersekolah, layanan kesehatan yang diterima, hingga tingkat kesejahteraan ekonomi warga,” ujar seorang pejabat BPS Kota Banda Aceh.
Dengan IPM 89,55, Banda Aceh bukan hanya mencatat angka tertinggi di Indonesia, tetapi juga mengirim pesan kuat bahwa pembangunan manusia adalah kunci utama kemajuan daerah.(**)












