TPID Kota Banda Aceh Canangkan Gerakan Menanam untuk Pengendalian Inflasi dan Jaga Ketahanan Pangan

Ekonomi6 Dilihat

Banda Aceh – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Aceh bersama Pemerintah Kota Banda Aceh dalam wadah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Banda Aceh, menggelar kegiatan Pencanangan Gerakan Menanam pada Rabu, 15 Oktober 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari langkah konkret dalam menjaga kestabilan inflasi daerah dan memperkuat ketahanan pangan lokal melalui sinergi lintas lembaga dan masyarakat.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal; Wakil Wali Kota Banda Aceh, Afdhal Khalilullah; Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Agus Chusaini; jajaran Forkopimda, Pemerintah Kota Banda Aceh, dan mitra strategis TPID; serta perwakilan kelompok masyarakat dan petani kota.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tahunan di Kota Banda Aceh per September 2025 tercatat sebesar 3,67 persen (year-on-year / yoy), lebih tinggi dari batas atas sasaran inflasi nasional sebesar 2,5 ± 1 persen. Kondisi ini menegaskan perlunya upaya bersama untuk mengendalikan inflasi agar stabil dan tetap berada dalam kisaran sasaran.

“Inflasi yang terkendali menjadi fondasi penting bagi daya beli dan kesejahteraan masyarakat. Karena itu, kegiatan Gerakan Menanam hari ini merupakan bentuk nyata sinergi TPID dalam memperkuat ketersediaan pasokan pangan serta mendukung pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan,” jelas Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Agus Chusaini.

Inflasi di Banda Aceh, sebagaimana di banyak daerah lain, sangat dipengaruhi oleh komoditas pangan bergejolak (volatile foods) seperti bawang merah dan cabai merah segar. Lonjakan harga tersebut terjadi akibat terbatasnya produksi lokal serta gangguan pasokan dari daerah lain. Oleh sebab itu, Bank Indonesia bersama TPID Kota Banda Aceh terus memperkuat pelaksanaan strategi 4K, yaitu:

Ketersediaan Pasokan, mendorong peningkatan produksi dan kemandirian pangan lokal;

Keterjangkauan Harga, melalui kerja sama distribusi, operasi pasar, dan efisiensi rantai pasok;

Kelancaran Distribusi, lewat dukungan terhadap infrastruktur dan konektivitas antarwilayah; serta

Komunikasi Efektif, dengan memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat untuk membudayakan perilaku belanja bijak maupun menanam di pekarangan.

Dalam konteks ini, Gerakan Menanam menjadi salah satu implementasi nyata dari strategi 4K, terutama dalam menjaga ketersediaan pasokan pangan dan memperkuat komunikasi efektif kepada masyarakat. Melalui kegiatan ini, masyarakat didorong untuk menanam bahan pangan strategis seperti bawang merah, cabai, dan sayuran di pekarangan rumah maupun lahan terbatas, guna mendukung kemandirian pangan rumah tangga.

Langkah tersebut sejalan dengan semangat Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang digagas sejak tahun 2022. “Bank Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung pengendalian inflasi pangan dari hulu dan hilir, yakni melalui penguatan produksi lokal, pendampingan teknis petani, bantuan sarana produksi dan alat pertanian (alsintan), mendorong penerapan teknologi dan digitalisasi pertanian, agar petani dapat meningkatkan efisiensi produksi dan memperluas akses ke pasar, serta perluasan kemitraan antara petani, pelaku usaha, dan lembaga keuangan,” tambah Agus.

Dalam sambutannya, Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, menyampaikan apresiasi terhadap sinergi yang dibangun bersama TPID dan Bank Indonesia. Illiza menegaskan pentingnya partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat dalam menyukseskan gerakan ini.

“Kami mengajak seluruh lapisan masyarakat, mulai dari ASN, pelajar, hingga masyarakat di setiap gampong, untuk bersama-sama menciptakan kemandirian pangan rumah tangga dan meningkatkan pasokan komoditas strategis di tingkat lokal,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Illiza menjelaskan bahwa tujuan utama gerakan ini adalah untuk meningkatkan pasokan pangan lokal, menstabilkan harga bahan pokok, mengurangi ketergantungan pasokan dari luar daerah, dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan keluarga.

Illiza juga mendorong masyarakat untuk mengoptimalkan lahan sempit di perkotaan melalui konsep pertanian perkotaan (urban farming), seperti hidroponik, vertikultur, aquaponik, dan penanaman menggunakan polybag. Menurutnya, pendekatan ini tidak hanya bermanfaat bagi ketahanan pangan, tetapi juga dapat memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kemandirian ekonomi keluarga.

Bank Indonesia bersama TPID Kota Banda Aceh siap untuk terus bersinergi, baik melalui edukasi, dukungan teknis, maupun penguatan kapasitas kelompok tani binaan. Dengan kerja sama yang solid, terbangun optimisme bahwa inflasi dapat dijaga stabil, pangan tersedia, dan kesejahteraan masyarakat semakin meningkat.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *