Muhammad Marthunis, ST, DEA, Dipercaya Mualim Menahkodai BPSDM Aceh…

Artikel8 Dilihat

ACEH – Mantan PJ Bupati Aceh Singkil periode 2022-2023 Muhammad Marthunis, S.T., DEA bukanlah sosok baru di dunia pemerintahan provinsi Aceh. Pria lulusan Prancis yang pernah memimpin Dinas Pendidikan Aceh ini dikenal luas sebagai pencetus Zona Integritas — sebuah gerakan moral dan sistem kerja yang menanamkan nilai kejujuran, transparansi, dan akuntabilitas dalam birokrasi pendidikan.

Sosok tinggi besar, cerdas, humble dan memiliki ide cemerlang telah menancapkan kukunya di birokrasi pemerintah Aceh.

Alumni MAN 1 Banda Aceh ini lulusan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Banda Aceh pada tahun 1995. Dilantik menjadi Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Aceh pada Mei 2024. Selama menjabat, ia mendorong berbagai program, seperti peningkatan prestasi siswa, kampanye literasi, serta menegakkan aturan terkait kegiatan sekolah.

Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala BPKS: Pada Agustus 2023, ia menjabat sebagai Plt. Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS), dengan tugas utama mendorong investasi di Sabang.

Kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA): Ia pernah menjabat sebagai Kepala BPMA, yang bertanggung jawab mengelola kegiatan usaha hulu migas di wilayah Aceh.
Jabatan di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA): Pernah menjabat sebagai pejabat di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Aceh.

Kini, Marthunis dipercaya menahkodai Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Aceh. Jabatan baru ini seakan menjadi kelanjutan dari semangat yang telah ia bangun: membentuk sumber daya manusia yang berkarakter, beretika, dan berintegritas tinggi. Meski berpindah tempat pengabdian, semangatnya untuk memperbaiki tata kelola pemerintahan yang bersih tetap menyala.

Membangun Komunikasi Tanpa Sekat

Salah satu warisan paling berharga dari masa kepemimpinannya di Dinas Pendidikan Aceh adalah bagaimana ia membangun komunikasi yang terbuka dan efektif. Ia sengaja membuat berbagai grup WhatsApp yang menghimpun guru inti, guru kombel, kepala sekolah, dan pengawas. Semua pengaduan ia selalu bertabayun.

“Beliau tidak hanya mendengar, tapi juga menindaklanjuti,” kenang seorang guru senior di Banda Aceh. “Kadang tengah malam pun masih membalas pesan tentang kendala sekolah kami.”

Sederhana, Tegas, dan Antigratifikasi

Marthunis dikenal sebagai sosok bersahaja. Dalam setiap kunjungan ke daerah, ia tidak mau disambut dengan kemewahan. Ia datang tanpa iring-iringan panjang, cukup ditemani sopir dan ajudannya.

Tidak perlu diurus penginapan atau jamuan makan. Semua diatur secara sederhana. Ia bahkan menolak segala bentuk gratifikasi.
“Jangankan bayar hotel, ajak ngopi saja sulit diterima,” ujar seorang pejabat kabupaten sambil tersenyum mengenang prinsip teguh pimpinannya itu.

Sikapnya yang lurus membuat banyak pihak segan sekaligus hormat. Ia ingin membuktikan bahwa jabatan bukan alat mencari penghormatan, melainkan amanah untuk memberi teladan.

Bagi Marthunis, pendidikan tidak akan maju bila sistemnya masih diwarnai praktik kotor — dari pungli hingga laporan fiktif. Ia berani membersihkan dan menertibkannya, sehingga terlihat jelas kemajuan dunia pendidikan Aceh.

Jejak Kaki di Bumi Syech Abdurrauf Assingkily

Pemimpin yang Mendengar dan Menginspirasi, Marthunis sangatlah bersahaja setahun menjabat sebagai PJ Bupati Aceh Singkil, memberikan nuansa baru di dunia birokrasi, menerapkan sistem e-kinerja, memberikan contoh dan tauladan bagi ASN dengan masuk kantor tepat waktu dan safari subuh memberikan inspirasi bagi ASN, bahkan tatkala beliau diharuskan berjibaku dengan pihak legislatif karena urusan di luar nalar yang beliau rasakan, bahkan rela tidak bersinggungan dengan bapak-bapak yang terhormat demi menjaga integritas… Sehingga beliau tidak ingin melanjutkan estafet kedua sebagai Pj Bupati Aceh Singkil

Melanjutkan Pengabdian di BPSDM Aceh

Kini, setelah meninggalkan Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis melanjutkan pengabdian di BPSDM Aceh, lembaga yang menjadi jantung pengembangan sumber daya aparatur dan ASN Aceh.

Di tempat barunya ini, semangat zona integritas kembali ia hidupkan. Ia ingin mencetak ASN yang tidak hanya cerdas dan kompeten, tetapi juga berkarakter dan berintegritas. Sebab, menurutnya, kualitas manusia tidak hanya diukur dari kemampuan berpikir, melainkan juga dari kebersihan hati dan tanggung jawab moral.

Seorang pegawai BPSDM menyebut, “Beliau datang bukan membawa gaya baru, tapi nilai lama yang sudah terbukti — bekerja dengan hati dan menjaga integritas.”

Walaupun saya tidak begitu dekat dengan beliau akan tetapi melihat gebrakan semasa di Aceh Singkil, SDM Aceh akan lebih unggul di masa mendatang….
Marthunis Muhammad

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *