Kapolda Aceh: Kerusuhan Krueng Mane Akibat Salah Paham di Lapangan

Polda Aceh15 Dilihat

ACEH UTARA – Insiden kerusuhan yang terjadi di kawasan Jembatan Krueng Mane, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara, Kamis (25/12/2025) malam, memantik perhatian publik. Peristiwa yang melibatkan warga sipil dan aparat keamanan itu diduga menyebabkan sejumlah warga mengalami luka-luka dan harus mendapatkan perawatan medis.

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Aceh, Irjen Pol. Drs. Marzuki Alibasyah, menyebut kejadian tersebut terjadi akibat miskomunikasi di lapangan. Ia menegaskan, situasi kini telah kembali kondusif dan kedua belah pihak sepakat untuk tidak memperpanjang persoalan.

“Tadi malam memang ada kejadian miskomunikasi saja. Namun dari kedua pihak sudah bersepakat untuk tetap menjaga keadaan kondusif dan fokus membantu masyarakat dalam penanganan banjir,” ujar Marzuki Alibasyah kepada awak media usai menghadiri peringatan 21 tahun tsunami Aceh, Jumat (26/12/2025).

Fokus Aparat pada Penanganan Banjir

Kapolda menegaskan bahwa saat ini prioritas utama aparat gabungan TNI-Polri adalah memastikan stabilitas keamanan di wilayah terdampak serta mempercepat penanganan bencana banjir yang masih melanda sejumlah daerah di Aceh.

Menurutnya, aparat keamanan ditugaskan tidak hanya untuk menjaga ketertiban, tetapi juga mendukung upaya kemanusiaan agar distribusi bantuan bagi korban banjir dapat berjalan lancar.

“Kami ingin memastikan situasi tetap aman, sehingga proses bantuan dan penanganan dampak banjir bisa berjalan maksimal,” katanya.

Relawan Bantuan Kemanusiaan Mengaku Jadi Korban Kekerasan

Namun di sisi lain, muncul pengakuan dari seorang warga yang menyebut dirinya menjadi korban kekerasan dalam insiden tersebut. Hermansyah (35), warga Gampong Alue Kuta, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, mengaku mengalami pemukulan oleh oknum anggota TNI saat melintas di lokasi kejadian.

Hermansyah menuturkan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 21.30 WIB, saat dirinya bersama rombongan relawan dari berbagai daerah sedang dalam perjalanan menuju Kabupaten Aceh Tamiang untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi korban banjir.

Ia mengatakan, rombongan relawan tersebut menggunakan sebuah mobil pikap jenis Isuzu Panther yang mengangkut logistik bantuan.

“Di lokasi sedang macet dan banyak kendaraan diperiksa. Karena melihat situasi itu, saya turun dari mobil,” ujar Hermansyah saat ditemui.

Dipukul dengan Popor Senjata

Menurut pengakuannya, tak lama setelah turun dari kendaraan, ia didatangi beberapa pria berseragam loreng dengan perlengkapan senjata lengkap. Tanpa penjelasan yang jelas, salah satu dari mereka diduga langsung melakukan pemukulan.

“Salah satu dari mereka memukul kepala saya menggunakan popor senjata,” katanya.

Akibat kejadian tersebut, Hermansyah mengalami luka di bagian kepala hingga mengeluarkan darah. Rekan-rekan relawannya kemudian segera membawa Hermansyah ke Puskesmas Muara Batu untuk mendapatkan perawatan medis.

“Sampai sekarang saya masih menjalani perawatan di Puskesmas Muara Batu,” ungkapnya.

Insiden Jadi Sorotan Publik

Peristiwa di Jembatan Krueng Mane ini menjadi sorotan luas, terutama karena terjadi di tengah situasi darurat bencana, ketika banyak relawan dan masyarakat sipil tengah bergerak menyalurkan bantuan kemanusiaan.

Sejumlah pihak berharap insiden serupa tidak kembali terulang dan meminta aparat keamanan mengedepankan pendekatan yang lebih humanis, khususnya dalam menghadapi masyarakat dan relawan yang terlibat dalam kegiatan kemanusiaan.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi terkait tindak lanjut terhadap dugaan pemukulan yang dialami Hermansyah. Aparat keamanan disebut masih melakukan pendalaman untuk memastikan kronologi kejadian secara utuh.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *