ACEH – Ketua Baitul Mal Banda Aceh, Tgk Yusuf Al-Qardhawy, menegaskan bahwa perjalanan kemanusiaan yang dilakukan pihaknya ke wilayah terdampak bencana merupakan bentuk pelaksanaan amanah umat yang tidak boleh ditunda.
Menurutnya, dana zakat, infak, dan sedekah yang dikelola Baitul Mal harus hadir di saat masyarakat berada dalam kondisi paling sulit, terutama ketika bencana alam melumpuhkan aktivitas dan penghidupan warga.
“Bantuan ini bukan sekadar program, tetapi amanah dari umat. Ketika saudara-saudara kita tertimpa musibah, maka kewajiban kita untuk hadir, melihat langsung kondisi mereka, dan memastikan bantuan benar-benar sampai kepada yang berhak,” ujar Tgk Yusuf Al-Qardhawy, Jumat (19/12/2025).
Ia menjelaskan, kehadiran tim di lapangan pada hari kedua misi kemanusiaan bertujuan untuk memastikan distribusi bantuan berjalan tepat sasaran sekaligus melakukan pendataan lanjutan terhadap warga terdampak banjir.
“Kami tidak ingin hanya menyalurkan bantuan lalu pulang. Kami turun langsung agar tahu kondisi sebenarnya di lapangan, apa yang paling dibutuhkan masyarakat saat ini dan apa yang harus dipersiapkan untuk tahap pemulihan,” katanya.
Tgk Yusuf juga menekankan bahwa bencana tidak hanya berdampak pada kerusakan fisik, tetapi juga pada ekonomi dan psikologis masyarakat. Karena itu, Baitul Mal Banda Aceh berkomitmen menyiapkan bantuan berkelanjutan, tidak hanya bantuan darurat.
“InsyaAllah, setelah masa tanggap darurat, kami akan menyiapkan langkah-langkah lanjutan, termasuk bantuan pemulihan ekonomi bagi masyarakat yang kehilangan mata pencaharian akibat banjir,” jelasnya.
Di akhir pernyataannya, Tgk Yusuf Al-Qardhawy mengajak seluruh masyarakat untuk terus mendoakan para korban bencana serta meningkatkan solidaritas sosial.
“Musibah ini adalah ujian bagi kita semua. Dengan kebersamaan, kepedulian, dan doa, InsyaAllah masyarakat yang terdampak akan segera bangkit dan kembali menjalani kehidupan dengan lebih baik,” pungkasnya.(**)
