BANDA ACEH – Pemadaman listrik yang terjadi dalam beberapa hari terakhir tidak hanya berdampak pada aktivitas ekonomi dan layanan publik, tetapi juga memukul langsung kehidupan rumah tangga warga di Banda Aceh dan Aceh Besar. Gangguan kelistrikan tersebut menyebabkan distribusi air bersih PDAM ikut terganggu, memaksa warga mencari alternatif demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Salah satu pemandangan yang kini menarik perhatian terjadi di Krueng Mata Ie. Sejak beberapa hari terakhir, bantaran sungai yang biasanya relatif sepi itu berubah menjadi tempat aktivitas warga. Puluhan orang terlihat datang silih berganti membawa ember, deterjen, dan tumpukan pakaian kotor untuk dicuci secara manual di aliran sungai.
Pemandangan ini menjadi potret nyata kesulitan yang dihadapi masyarakat ketika akses air bersih di rumah tidak lagi tersedia. Air sungai yang mengalir jernih menjadi satu-satunya pilihan paling memungkinkan, selain karena kualitas airnya yang masih layak digunakan, juga karena lokasinya mudah dijangkau oleh warga sekitar.
“Daripada pakaian menumpuk di rumah dan air tidak mengalir, mau tidak mau kami ke sungai,” ujar salah seorang warga yang ditemui di lokasi. Ia mengaku sudah beberapa hari terakhir mencuci pakaian di Krueng Mata Ie akibat air PDAM yang tak kunjung normal.
Kondisi serupa dialami oleh banyak warga lainnya. Beberapa di antaranya bahkan datang bersama anggota keluarga, termasuk anak-anak, untuk membantu membawa peralatan dan pakaian. Suasana kebersamaan tampak di tengah keterbatasan, namun tetap menyimpan rasa lelah dan harap agar kondisi segera membaik.
Selain mencuci pakaian, sebagian warga juga memanfaatkan air sungai untuk keperluan lain, seperti membersihkan peralatan rumah tangga. Meski demikian, mereka mengaku tetap waspada dan membatasi penggunaan air sungai hanya untuk kebutuhan tertentu, mengingat air tersebut tidak melalui proses pengolahan seperti air PDAM.
Gangguan pasokan air bersih ini dinilai sangat memberatkan, terutama bagi ibu rumah tangga dan keluarga dengan anak kecil. Aktivitas yang biasanya dilakukan dengan mudah di rumah, kini harus dijalani dengan usaha ekstra dan waktu yang lebih lama.
Warga berharap pemulihan jaringan listrik oleh PLN dapat segera rampung sehingga operasional PDAM kembali normal dan distribusi air bersih ke rumah-rumah warga pulih sepenuhnya.
“Air dan listrik itu kebutuhan dasar. Kami berharap pemerintah dan pihak terkait bisa mempercepat pemulihannya supaya kami bisa kembali beraktivitas seperti biasa,” harap seorang warga lainnya.
Hingga saat ini, Krueng Mata Ie menjadi saksi bagaimana masyarakat bertahan di tengah keterbatasan. Sungai yang dahulu jarang digunakan untuk aktivitas rumah tangga, kini kembali berperan sebagai sumber kehidupan sementara, sembari warga menanti aliran air bersih kembali mengalir ke rumah mereka.(**)






