JANTHO – Bupati Aceh Besar, Muharram Idris yang akrab disapa Syech Muharram, mendesak pemerintah pusat segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi berbagai persoalan krusial yang masih membelit masyarakat Aceh pascabencana, Jumat malam, 12 Desember 2025.
Ia menilai, kondisi di lapangan semakin berat akibat kelangkaan LPG 3 kilogram, minimnya akses penerbangan, serta pemadaman listrik yang berkepanjangan.
Syech Muharram mengungkapkan bahwa pasokan LPG 3 kilogram di Aceh Besar berada dalam kondisi sangat mengkhawatirkan. Meski telah berkoordinasi langsung dengan Pertamina Patra Niaga sebagai pihak yang bertanggung jawab atas distribusi, hingga kini belum terlihat adanya percepatan pengiriman ke wilayah terdampak.
Akibat keterbatasan gas, banyak warga terpaksa tidak memasak. Warung-warung makan pun ikut tutup karena ketiadaan bahan bakar. Sebagian masyarakat mencoba beralih menggunakan kayu bakar, namun cara tersebut dinilai tidak mungkin dilakukan oleh semua orang dan tidak bisa menjadi solusi jangka panjang.
Melihat situasi tersebut, Pemerintah Kabupaten Aceh Besar berencana melayangkan surat resmi kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat. Surat itu juga akan ditembuskan kepada Gubernur Aceh dan Presiden Republik Indonesia, dengan harapan adanya kebijakan khusus untuk mempercepat distribusi LPG bersubsidi ke Aceh.
Tak hanya soal energi, Syech Muharram juga menyoroti terbatasnya penerbangan rute Banda Aceh–Medan. Selama lebih dari dua pekan terakhir, jalur ini hanya dilayani satu penerbangan per hari. Kondisi tersebut dinilai sangat menghambat masuknya logistik, sementara stok kebutuhan pokok di Banda Aceh dan sekitarnya mulai menipis.
Ia berharap pemerintah pusat dapat menginstruksikan maskapai untuk menambah frekuensi penerbangan, demi memperlancar arus barang dan mobilitas ke wilayah terdampak bencana.
Masalah lain yang tak kalah serius adalah pemadaman listrik yang masih terjadi di banyak wilayah Aceh. Di Kabupaten Aceh Besar sendiri, listrik dilaporkan padam hingga empat malam berturut-turut. Kondisi ini dinilai bertolak belakang dengan pernyataan sebelumnya yang menyebutkan hampir seluruh jaringan listrik telah pulih.
Menurut Syech Muharram, situasi ini membuat kondisi Aceh belum bisa dikatakan aman. Banyak pelaku UMKM terpaksa menghentikan aktivitas usaha karena ketiadaan gas dan listrik, sementara jaringan komunikasi di beberapa wilayah juga masih terganggu.
Ia menegaskan, kesulitan hidup masyarakat kini semakin nyata. Untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari saja, warga harus berjuang keras di tengah keterbatasan yang ada.(**)






