Banjir Bandang dan Longsor Melanda Sibolga–Tapteng, Ribuan Warga Terdampak: Arus Lalu Lintas Lumpuh, Listrik Padam

Breakingnews32 Dilihat

Sumatera Utara — Bencana alam kembali melanda wilayah Sumatera Utara. Banjir bandang dan longsor menerjang Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) pada Selasa (25/11/2025), setelah hujan deras mengguyur kawasan itu tanpa henti sejak pagi hari. Peristiwa ini menimbulkan dampak signifikan terhadap ribuan warga yang tinggal di daerah rawan banjir.

Air yang datang tiba-tiba membawa lumpur pekat, bebatuan, dan material kayu yang menghantam permukiman penduduk. Puluhan rumah dilaporkan terendam hingga mencapai atap, memaksa warga menyelamatkan diri dalam kondisi panik. Sebagian warga terpaksa mengungsi hanya dengan membawa pakaian di badan.

Di sejumlah titik, arus lalu lintas lumpuh total akibat jalan utama tertutup material longsor dan genangan air yang tinggi. Kondisi ini diperparah dengan pemadaman listrik yang melanda sebagian besar wilayah Sibolga dan Tapteng, membuat proses evakuasi menjadi lebih sulit, terutama pada malam hari.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara mengonfirmasi bahwa banjir bandang dan longsor tidak hanya terjadi di dua daerah tersebut. Total tujuh kabupaten/kota di Sumut terdampak bencana cuaca ekstrem ini. Wilayah tersebut meliputi:

1. Kota Sibolga

2. Gunung Sitoli

3. Tapanuli Tengah

4. Tapanuli Selatan

5. Nias Selatan

6. Mandailing Natal

7. Padang Lawas

BPBD Sumut menyebutkan bahwa curah hujan tinggi yang melanda kawasan ini merupakan faktor utama pemicu banjir dan longsor. Tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan terus melakukan pemantauan intensif serta mengevakuasi warga di titik-titik berisiko tinggi.

“Fokus utama kami saat ini adalah memastikan keselamatan warga. Tim sedang disebar ke seluruh wilayah terdampak untuk melakukan penyelamatan dan pendataan,” ujar pihak BPBD Sumut dalam keterangan resmi.

Sementara itu, hujan deras masih berlangsung di beberapa lokasi, dan warga diimbau untuk tetap waspada terhadap kemungkinan banjir susulan atau longsor lanjutan. Pemerintah daerah bersama dinas sosial telah menyiapkan lokasi pengungsian dan bantuan logistik bagi masyarakat yang kehilangan tempat tinggal.

Bencana ini menjadi peringatan bahwa intensitas hujan di Sumatera Utara semakin tidak terprediksi akibat perubahan iklim, sehingga mitigasi bencana harus diperkuat agar korban dan kerugian tidak terus bertambah.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *