- Illiza Sa’aduddin Jamal: Beliau Sosok yang Menjaga Harmoni antara Adat, Syariat, dan Negara
Banda Aceh – Sebuah momen bersejarah berlangsung di Tanah Rencong. Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia (PYM) Tengku Malik Mahmud Al Haythar, resmi menganugerahkan gelar kehormatan “Petua Panglima Hukom Nanggroe” kepada Jenderal Polisi (Purn) Prof. Muhammad Tito Karnavian, M.A., Ph.D., yang saat ini menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia.
Upacara penganugerahan yang penuh khidmat ini berlangsung di Banda Aceh, Selasa malam (11/11/2025), dihadiri sejumlah pejabat penting, tokoh adat, ulama, dan unsur Forkopimda Aceh. Gelar tersebut diberikan sebagai bentuk penghormatan atas kontribusi besar Tito Karnavian dalam menjaga stabilitas keamanan dan keharmonisan antara nilai-nilai adat, syariat Islam, hukum negara, dan kearifan lokal di Aceh.
PYM Wali Nanggroe Aceh dalam sambutannya menyebut, penghargaan ini bukan sekadar simbol, melainkan wujud apresiasi masyarakat Aceh terhadap seorang tokoh nasional yang memahami dan menghargai kekhususan Aceh.
“Aceh memiliki kekhususan dalam bingkai NKRI, dan Bapak Tito Karnavian adalah sosok yang memahami keseimbangan itu. Beliau menjaga harmoni antara adat, syariat, dan hukum negara dengan kebijakan yang arif dan bijaksana,” ujar Tengku Malik Mahmud Al Haythar.
Wali Kota Banda Aceh: Tito Karnavian Telah Menunjukkan Keteladanan dalam Kolaborasi Nasional–Daerah
Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Jamal, yang turut hadir dalam acara penganugerahan tersebut, menyampaikan rasa bangga dan apresiasinya kepada Mendagri Tito Karnavian. Menurutnya, gelar yang diberikan oleh Wali Nanggroe merupakan penghormatan yang sangat layak.
“Pak Tito telah menunjukkan keteladanan dalam membangun kolaborasi yang harmonis antara pemerintah pusat dan daerah. Beliau sangat menghormati adat istiadat dan syariat yang dijalankan di Aceh, sekaligus menjaga agar Aceh tetap kokoh dalam bingkai NKRI,” ujar Illiza.
Illiza juga menegaskan bahwa semangat kolaborasi yang selama ini dijaga Mendagri menjadi inspirasi bagi pemerintah daerah, khususnya Banda Aceh.
“Kota Banda Aceh terus mengusung semangat Banda Aceh Kota Kolaborasi. Apa yang dilakukan Pak Tito menjadi teladan bagaimana nilai-nilai adat dan modernitas bisa bersatu untuk kemajuan bersama,” tambahnya.
Menjaga Keseimbangan Antara Adat, Syariat, dan Negara
Dalam sambutannya, Tito Karnavian menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada masyarakat Aceh, terutama kepada Wali Nanggroe yang telah memberikan kehormatan tinggi tersebut. Ia menegaskan bahwa Aceh selalu memiliki tempat istimewa di hati bangsa Indonesia.
“Saya sangat menghargai kehormatan ini. Aceh adalah daerah yang memiliki sejarah panjang, nilai adat yang kuat, dan syariat Islam yang kokoh. Saya berkomitmen untuk terus menjaga keseimbangan antara nilai-nilai lokal dengan kebijakan nasional, agar Aceh semakin maju tanpa kehilangan jati dirinya,” ujar Tito dengan penuh haru.
Simbol Penghormatan dan Penguatan Jati Diri Aceh
Penganugerahan gelar “Petua Panglima Hukom Nanggroe” kepada Tito Karnavian juga dinilai sebagai simbol penguatan hubungan antara Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat. Gelar ini mencerminkan pengakuan atas peran beliau sebagai penjaga keseimbangan dan stabilitas hukum serta keamanan nasional yang tetap menghormati kekhususan Aceh.
Upacara penganugerahan ditutup dengan doa bersama dan jamuan makan malam adat Aceh, di mana suasana penuh keakraban antara tokoh nasional dan daerah terlihat begitu kuat.(**)






