Sabang – Wali Kota Sabang H. Zulkifli Adam turut menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Dr. Syamsulrizal, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala (USK), yang juga merupakan mantan Wakil Bupati Aceh Besar. Almarhum berpulang ke rahmatullah pada Sabtu dini hari, 25 Oktober 2025.
Dalam pesannya kepada media, H. Zulkifli Adam menyebut kepergian Dr. Syamsulrizal merupakan kehilangan besar bagi dunia pendidikan dan masyarakat Aceh. Ia menilai almarhum sebagai figur pemimpin yang cerdas, bersahaja, dan memiliki dedikasi tinggi dalam mencerdaskan generasi muda.
“Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Atas nama pribadi dan Pemerintah Kota Sabang, saya menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya almarhum Dr. Syamsulrizal. Beliau bukan hanya seorang akademisi, tetapi juga pemimpin dan panutan bagi banyak kalangan,” ujar H. Zulkifli Adam dengan nada penuh haru.
Menurutnya, sosok almarhum dikenal luas karena kerendahan hati dan komitmennya dalam membangun pendidikan di Aceh. Banyak gagasan dan kontribusi nyata yang telah ia torehkan, baik semasa menjabat di pemerintahan maupun saat memimpin lembaga pendidikan tinggi di Universitas Syiah Kuala.
“Saya mengenal beliau sebagai pribadi yang sangat sederhana, mudah bergaul, dan selalu memberikan semangat kepada siapa pun yang ingin maju. Semasa hidupnya, beliau banyak mendorong kolaborasi antara dunia akademik dan pemerintah daerah demi kemajuan pendidikan Aceh,” tambah Wali Kota Sabang.
Zulkifli Adam juga menyebut, kiprah Syamsulrizal telah memberikan inspirasi bagi banyak pejabat dan akademisi di seluruh Aceh, termasuk di Sabang. “Warisan pemikiran dan keteladanan beliau akan terus menjadi cahaya bagi dunia pendidikan kita. Semoga segala amal ibadahnya diterima Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” pungkasnya.
Diketahui, almarhum Dr. Syamsulrizal semasa hidupnya dikenal sebagai tokoh yang berdedikasi tinggi terhadap pembangunan pendidikan dan kemanusiaan. Ia juga merupakan sosok pemimpin yang mengutamakan dialog dan kedekatan dengan masyarakat.
Kabar duka ini tidak hanya mengguncang kalangan akademisi USK, tetapi juga dirasakan hingga ke seluruh pelosok Aceh, termasuk di Kota Sabang yang memiliki ikatan erat dengan dunia pendidikan dan sosial yang selama ini ikut diperjuangkan oleh almarhum.(**)












