Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Nagan Raya, Getarannya Terasa hingga Aceh Tengah: Warga Berhamburan Keluar Rumah”

News152 Dilihat

Nagan Raya | Kepanikan melanda masyarakat di sejumlah wilayah di Aceh, setelah gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 5,0 mengguncang Kabupaten Nagan Raya, Sabtu siang, 25 Oktober 2025. Getaran gempa yang terjadi sekitar pukul 11.56 WIB itu bahkan dirasakan hingga ke wilayah Aceh Tengah, membuat warga di beberapa daerah spontan berlarian keluar rumah untuk menyelamatkan diri.

Berdasarkan informasi resmi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa atau episenter berada di darat, tepatnya di 29 kilometer timur laut Kabupaten Nagan Raya, dengan kedalaman 10 kilometer. BMKG menyebut, gempa ini tidak berpotensi tsunami, namun tetap mengimbau masyarakat agar waspada terhadap kemungkinan gempa susulan.

Sejumlah warga di Kecamatan Seunagan, Beutong, dan Kuala Pesisir mengaku merasakan guncangan yang cukup kuat selama beberapa detik. Perabot rumah bergoyang, sebagian benda jatuh, dan sebagian warga yang sedang beraktivitas di dalam rumah langsung berlari ke luar.

“Guncangannya terasa kuat, kami semua panik dan langsung keluar rumah,” ujar Rizal (38), warga Gampong Alue Bata, Kecamatan Seunagan Timur. Ia menuturkan, getaran gempa membuat warga berteriak dan berhamburan ke jalan.

Sementara itu, di wilayah Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, getaran juga terasa hingga membuat sejumlah warga menghentikan aktivitasnya. “Awalnya saya kira truk besar lewat, tapi setelah terasa makin kuat, baru sadar itu gempa,” kata Siti Rahma (29), warga Paya Tumpi.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan resmi terkait adanya korban jiwa maupun kerusakan bangunan akibat gempa tersebut. Pihak BPBD Nagan Raya bersama TNI dan Polri telah turun ke lapangan untuk melakukan pemantauan dan pendataan di beberapa kecamatan yang dilaporkan merasakan dampak paling kuat.

Kepala Pelaksana BPBD Nagan Raya, yang dihubungi melalui sambungan telepon, menyebut pihaknya terus berkoordinasi dengan BMKG dan aparat desa setempat. “Tim kami sedang melakukan pemantauan di sejumlah titik. Sejauh ini belum ada laporan kerusakan serius, tetapi kami tetap siaga karena lokasi episenter berada di daratan,” ujarnya.

BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang, namun tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. Selain itu, warga diimbau untuk tidak mempercayai informasi yang tidak bersumber dari lembaga resmi, terutama yang beredar di media sosial.

Peristiwa ini kembali mengingatkan pentingnya kesadaran mitigasi bencana di wilayah Aceh, yang secara geologis termasuk daerah rawan gempa karena berada di pertemuan dua lempeng besar dunia — Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia.

Sebagai langkah antisipatif, masyarakat diimbau untuk memastikan kondisi rumah tahan gempa, menyiapkan jalur evakuasi, serta menyimpan peralatan darurat seperti senter, air minum, dan kotak P3K.

Gempa bumi di Aceh bukan hal baru. Dalam beberapa bulan terakhir, wilayah barat selatan Aceh memang kerap diguncang gempa dengan intensitas sedang. Meski tidak berpotensi tsunami, namun guncangan di darat tetap menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat.

Dengan kondisi geografis yang kompleks, upaya edukasi dan kesiapsiagaan terhadap bencana alam menjadi hal penting agar masyarakat mampu menghadapi setiap kemungkinan yang terjadi dengan tenang dan sigap.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *