Dorong Peradaban Hijau, Aceh Tamiang Bangun Pusat Pelatihan Lestari di Hutan Kota

Berita13 Dilihat

Karang Baru, Dailymail Indonesia

Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang secara resmi memulai pembangunan Pusat Pelatihan (Training Centre) Komoditas Lestari Kabupaten Aceh Tamiang. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Bupati Aceh Tamiang, Irjen Pol. (P) Drs. Armia Pahmi, MH, di Kampung Aras Sembilan, Kecamatan Bandar Pusaka, pada Rabu (22/10/25).

Pembangunan fasilitas ini berlokasi di area Hutan Kota Aceh Tamiang dan bertujuan utama untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan, serta perekonomian masyarakat melalui praktik pertanian dan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan.

Dalam sambutannya, Bupati Armia Pahmi menegaskan bahwa pusat pelatihan ini merupakan investasi strategis untuk melahirkan generasi muda Aceh Tamiang yang kompeten dan berdaya saing global.

“Saya ingin anak Aceh Tamiang ini maju dan jadi orang hebat. Melalui pusat pelatihan ini, mereka kelak dapat memperoleh pengetahuan tentang praktik pertanian berkelanjutan, pengelolaan hutan lestari, pengembangan komoditas unggulan daerah, serta penerapan teknologi ramah lingkungan,” ujar Armia.

Ia menjelaskan bahwa pusat pelatihan ini juga akan berfungsi sebagai demonstrasi lapangan (demplot) bagi komoditas unggulan seperti kopi, kakao, dan tanaman bernilai tambah tinggi lainnya. Bupati Armia optimis, keberadaan training centre akan menjadikan Aceh Tamiang sebagai model daerah yang mampu mengelola sumber daya alam secara cerdas, produktif, dan berkeadilan.

Pemilihan lokasi di Hutan Kota memiliki makna mendalam. Menurut Bupati, hutan kota bukan hanya ruang terbuka hijau, tetapi juga menjadi komitmen pemerintah dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

“Kami ingin menjadikan hutan kota sebagai laboratorium hidup (living laboratory) bagi praktik-praktik terbaik pengelolaan lingkungan dan pembangunan lestari. Pusat pelatihan ini nantinya akan menjadi tempat strategis bagi kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat,” pungkasnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Syurya Luthfi, melaporkan bahwa selain sebagai tempat pelatihan terpadu, lokasi ini juga akan difungsikan sebagai tempat konservasi tanaman dan hewan langka yang wajib dilestarikan.

“Kita berharap nantinya ini akan menjadi taman agrowisata bagi masyarakat Aceh Tamiang,” kata Syurya.

Sementara itu, Direktur Forum Konservasi Leuser (FKL), Muhammad Isa, menekankan bahwa kehadiran training centre ini merupakan bagian dari kepedulian FKL terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat, tidak hanya kepada satwa.

“Kehadiran pusat pelatihan ini bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pengetahuan teknik pertanian dan perkebunan. Melalui pelatihan, semoga hasil panen masyarakat akan semakin melimpah berlipat dari sebelumnya,” jelas Isa.

Acara peletakan batu pertama ini dihadiri oleh Ketua DPRK, Asisten Setdakab, Kepala Perangkat Daerah, Kepala KPH VII Aceh, serta perwakilan dari berbagai mitra strategis, termasuk The Asia Foundation (TAF), Unilever, Pepsico, Yayasan Inisiatif Dagang Hijau, MARS, PT. Musim Mas, PT. Socfin Indonesia, dan berbagai perusahaan serta lembaga konservasi lainnya. [pah/]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *