DPR Aceh Sidak ke PLN, Desak Pemadaman Segera Diakhiri

Parlementaria21 Dilihat

Banda Aceh – Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke kantor Unit Pelaksana Pengatur Distribusi (UP2D) PLN Aceh di Merduati, Banda Aceh, Rabu (1/10/2025).

Sidak ini dilakukan menyusul masih berlangsungnya pemadaman listrik bergilir yang melanda sejumlah wilayah Aceh sejak beberapa hari terakhir.

Ketua Komisi III DPRA, Aisyah Ismail atau akrab disapa Kak Iin, menegaskan bahwa persoalan pemadaman listrik tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.

Menurutnya, masalah utama berada pada sistem distribusi sehingga PLN diminta segera melakukan perbaikan agar pasokan listrik kembali normal.

“Itu masalah sistem, jadi kita meminta kepada PLN segera memperbaikinya,” tegas Kak Iin.

Ia menambahkan, masyarakat Aceh merasa sangat dirugikan akibat pemadaman listrik yang terus berulang. Banyak warga mengeluhkan kerusakan peralatan elektronik, sementara pelaku usaha menanggung kerugian besar akibat terganggunya layanan perbankan dan transaksi bisnis.

“Kami meminta PLN memberikan kompensasi setelah hasil investigasi dipublikasikan nanti. Selain itu, harus ada cadangan khusus sehingga ketika listrik padam masyarakat tidak lagi dirugikan,” ujar Kak Iin.

Anggota Komisi III DPRA lainnya, Nurchalis, menyoroti banyaknya pekerjaan rumah (PR) PLN yang harus segera dituntaskan, mulai dari konektivitas distribusi hingga profesionalisme dalam pengelolaan pembangkit.

“Kalau koneksi distribusi tidak terintegrasi di seluruh Aceh, persoalan ini akan terus berulang. Gangguan listrik yang berkepanjangan juga akan menghambat iklim investasi di Aceh. Kalau listrik tidak stabil, cita-cita menghadirkan investor bisa buyar. Padahal cadangan energi kita masih ada,” tegasnya.

Menanggapi hal tersebut, General Manager PLN UID Aceh, Mundakhir, memastikan pihaknya sedang melakukan perbaikan sistem dan berjanji pasokan listrik akan segera kembali normal.

Sementara itu, di luar gedung PLN UID Aceh di Jalan Daud Bereueh, sejumlah aktivis kemanusiaan menggelar aksi simbolik dengan menyalakan obor dan membuka payung hitam sebagai tanda duka dan kekecewaan atas kondisi pemadaman listrik.

Seorang peserta aksi, Hendra Lohan, menyebut pemadaman listrik berkepanjangan membuat masyarakat seakan kembali hidup di masa lalu.

“Padahal kita sudah berada di era digitalisasi, tapi masih dihadapkan dengan kondisi masa lalu,” ujarnya.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *