BANDA ACEH – Meuseuraya Festival 2025 yang digelar Bank Indonesia Provinsi Aceh kembali menghadirkan berbagai kegiatan menarik pada Sabtu, 27 September 2025. Festival tahunan yang berlangsung di Balee Meuseuraya Aceh ini menjadi ajang kolaborasi ekonomi, budaya, dan hiburan dengan melibatkan pelaku UMKM, komunitas seni, dan generasi muda.
Sejak pagi, acara dimulai dengan Demo Masak Taste of Aceh pada pukul 08.30 WIB di mini stage. Kegiatan ini menyuguhkan kekayaan kuliner khas Aceh yang diolah langsung oleh chef profesional, sekaligus mempromosikan potensi kuliner daerah agar lebih dikenal luas.
Selanjutnya, pukul 10.30 WIB di panggung utama digelar Seminar Level Up UMKM. Sesi ini menghadirkan narasumber berkompeten untuk berbagi strategi pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah. Seminar ini diharapkan mampu memperkuat daya saing UMKM Aceh di era digital dan mendorong lebih banyak pelaku usaha memanfaatkan teknologi dalam bisnis.
Memasuki siang, festival diramaikan dengan QRIS Hip-Hop Competition pada pukul 15.00 WIB di mini stage. Lomba ini menggabungkan seni tari modern dengan semangat digitalisasi pembayaran menggunakan QRIS, sehingga menarik perhatian generasi muda sekaligus mengedukasi masyarakat tentang transaksi nontunai.
Kemudian, pada pukul 16.00 WIB di panggung utama, berlangsung Ranking 1 CBP, sebuah kompetisi interaktif yang menantang peserta dalam menjawab pertanyaan pengetahuan umum dengan konsep hiburan edukatif.
Di malam hari, suasana semakin meriah dengan digelarnya Lomba Tari Ratoh Jaroe pada pukul 20.00 WIB di panggung utama. Lomba ini menjadi ajang pelestarian budaya Aceh sekaligus menampilkan keindahan gerak tari yang sarat makna kebersamaan dan kekompakan.
Sepanjang hari, pengunjung juga dapat menikmati Expo UMKM yang menghadirkan berbagai produk lokal unggulan. Mulai dari kuliner, fashion, kriya, hingga produk berbasis ekonomi kreatif ditampilkan dalam pameran ini sebagai bentuk dukungan terhadap pelaku usaha lokal.
Dengan beragam agenda yang disusun, Meuseuraya Festival 2025 bukan hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga wadah edukasi, pemberdayaan UMKM, promosi budaya, sekaligus ruang kolaborasi berbagai sektor untuk mendorong kemajuan ekonomi Aceh yang inklusif, kreatif, dan berkelanjutan.(**)