Banda Aceh – Badan Reintegrasi Aceh (BRA) akan memberikan anugerah kepada lebih dari 100 wartawan dari berbagai media lokal maupun nasional yang dinilai aktif melakukan peliputan pada masa konflik bersenjata di Aceh hingga proses terwujudnya perdamaian antara Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Ketua BRA, Jamaluddin, mengatakan penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi kepada para jurnalis yang telah menjalankan tugas jurnalistiknya di tengah situasi penuh risiko demi menyampaikan informasi kepada publik.
“Pemberian anugerah ini sebagai bentuk penghormatan kepada jurnalis, baik dari Aceh maupun luar Aceh, yang meliput dinamika konflik hingga lahirnya perdamaian Aceh,” ujar Jamaluddin di Banda Aceh, Sabtu (2/8/2025).
Momentum Hari Damai Aceh
Penghargaan tersebut rencananya akan diberikan bertepatan dengan peringatan Hari Damai Aceh pada 15 Agustus 2025. Tanggal ini diperingati sebagai momen bersejarah ketika Pemerintah RI dan GAM menandatangani Kesepakatan Helsinki pada 15 Agustus 2005, yang menjadi tonggak berakhirnya konflik bersenjata di Aceh.
Menurut Jamaluddin, saat ini BRA tengah melakukan proses verifikasi data terhadap nama-nama wartawan yang akan menerima penghargaan tersebut. Tim verifikasi melibatkan sejumlah jurnalis senior untuk memastikan penerima penghargaan adalah mereka yang benar-benar aktif meliput di masa tersebut.
“Jika proses verifikasi selesai, hasilnya akan kami laporkan kepada Wali Nanggroe dan Gubernur Aceh,” jelasnya.
Penghargaan untuk Tokoh dan Komunitas
Selain untuk wartawan, BRA juga akan memberikan penghargaan kepada komunitas budaya serta tokoh-tokoh yang dianggap memiliki kontribusi besar dalam mendorong terciptanya perdamaian di Aceh.
“Penghargaan ini adalah bentuk rasa terima kasih dan penghormatan kepada semua pihak yang berjuang dan berkontribusi dalam mengakhiri konflik serta membangun perdamaian di Aceh,” tutup Jamaluddin.(**)