Jalan KS. Tubun Kota Kualasimpang Masih Tergenang Air, Warga Pertanyakan Efektivitas Proyek Drainase

Berita10 Dilihat

Kualasimpang, Dailymail Indonesia

Masyarakat kembali dihadapkan pada masalah klasik berupa genangan air yang belum juga terselesaikan di kawasan perkotaan Kualasimpang, tepatnya di Jalan KS. Tubun. Ketinggian genangan air dilaporkan mencapai 30 hingga 50 cm, menghambat aktivitas warga dan pengguna jalan. Sabtu, 12 Juli 2025

Ironisnya, genangan ini terjadi meski beberapa minggu lalu telah dilakukan kegiatan pembersihan dan gotong royong oleh Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tamiang bersama sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dalam program Jumat Bersih yang digagas untuk meningkatkan kebersihan dan fungsi saluran kota.

 

Namun, berdasarkan keluhan warga sekitar, persoalan utama bukan terletak pada sampah, melainkan pada sistem drainase kota yang tidak berfungsi maksimal. Proyek drainase yang dikerjakan pada tahun 2022 silam, disebut-sebut belum mampu menjawab kebutuhan teknis pengendalian banjir secara menyeluruh.

Ada beberapa toko yang berada disekitarnya juga kemasukan air hingga 10 Cm, dan yang lebih disayangkan pedang kaki lima yang rutin berjualan aneka jajanan juga terdampak disaat musim penghujan.

Sebelum proyek drainase dilaksanakan, genangan air memang sudah sering terjadi dengan luasan yang cukup besar. Oleh karena itu, saat itu dirancanglah pembangunan drainase sekaligus peninggian badan jalan untuk meredam banjir di kawasan inti kota. Sayangnya, hingga kini genangan air masih muncul setiap hujan turun.

“Proyek drainase itu sudah menelan anggaran yang cukup besar, tapi faktanya air masih menggenang setiap hujan deras. Masyarakat jadi bertanya-tanya, apakah perencanaan proyek ini benar-benar matang atau hanya asal dikerjakan?” ujar salah satu warga yang kesal dengan kondisi tersebut.

Sejumlah masyarakat meminta Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap masalah ini, termasuk melakukan kajian teknis terhadap penyelesaian masalah ini.

Masyarakat berharap agar ke depan proyek-proyek infrastruktur tidak hanya sekadar menjadi ajang seremonial atau penyerapan anggaran, namun benar-benar menyelesaikan masalah yang sudah lama membebani warga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *