Beberapa Isu Revitalisasi Dayah Aceh

News8 Dilihat

Banda Aceh – Telah berlangsung sebuah kegiatan penting yang mengangkat tema “Peran Strategis UPTD Dinas Pendidikan Dayah Aceh dalam Mewujudkan Dayah Perbatasan dan Muq Pagar Air yang Berkualitas dan Mandiri.” Acara ini menghadirkan Dr. Munawar Djalil, M.A., selaku Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh sebagai pembicara, Selasa, 24 Juni 2025.

Dalam pemaparannya, Dr. Munawar menegaskan bahwa lembaga pendidikan dayah harus mampu meningkatkan kualitasnya agar memiliki daya saing di tingkat global. Menurutnya, transformasi dayah tidak boleh berhenti pada aspek tradisional semata, tetapi juga harus merespons dinamika zaman dan kebutuhan santri di era modern.

Tiga isu utama yang menjadi fokus pembahasan dalam kegiatan ini mencerminkan tantangan aktual yang dihadapi oleh lembaga dayah saat ini.

Pertama, terkait dengan menurunnya minat masyarakat untuk mendaftarkan anak-anak mereka ke pesantren atau dayah. Isu ini menjadi perhatian serius karena berkaitan langsung dengan keberlangsungan lembaga pendidikan Islam tradisional di Aceh. Salah satu solusi yang didorong adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia, khususnya para pengajar. Tenaga pendidik yang kompeten, profesional, dan mampu menyesuaikan dengan kebutuhan zaman diyakini dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga dayah.

Isu kedua adalah pentingnya peningkatan kemandirian dayah, tidak hanya dari aspek ekonomi dan bisnis, tetapi juga dalam hal kurikulum dan pengembangan keterampilan hidup (life skill) bagi santri. Kemandirian ini menjadi fondasi penting agar dayah tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang sebagai pusat pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat luas.

Isu terakhir yang diangkat adalah penanganan kekerasan di lingkungan dayah. Dalam menjaga citra baik lembaga dayah, penting untuk memastikan bahwa seluruh bentuk kekerasan, baik fisik maupun psikologis, dapat diminimalisir sedini mungkin. Dinas Pendidikan Dayah Aceh, bersama UPTD, telah melakukan berbagai upaya preventif, salah satunya melalui program Jaksa Masuk Dayah, sebagai langkah edukatif dan represif terhadap potensi kekerasan di lingkungan pendidikan.

_Banda Aceh, 24 Juni 2025_

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *