Sabang – Isu kepemilikan empat pulau yang tengah menjadi sorotan publik, baik di Aceh maupun secara nasional, kembali mencuat dalam momen pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sabang, Zulkifli H. Adam dan Drs. Suradji Junus, Sabtu (14/6).
Namun kali ini, respons tegas datang langsung dari pucuk pimpinan Aceh, Gubernur H. Muzakir Manaf.
Dalam pidatonya usai melantik kepala daerah Sabang periode 2025–2030, Gubernur menyampaikan pesan bernada tegas namun dibalut dengan gaya khasnya yang santai dan penuh humor. Ia menyinggung secara langsung isu status empat pulau yang kini menjadi perdebatan antara Pemerintah Provinsi Aceh dan Sumatera Utara.
“Jangan dengar ocehan sana-sini. Bek teurimong propaganda. Biar Pemerintah Aceh yang tangani, rakyat cukup dukung dan berpikir positif,” ujar Muzakir Manaf, disambut gelak tawa hadirin saat melontarkan guyonan ala ‘Bek Syeh Soeh’—julukan populernya saat debat Pilgub 2024.
Gubernur juga menyampaikan sindiran tajam mengenai posisi strategis Pulau Rondo, yang berada di ujung utara Indonesia dekat perairan India.
“Kalau Pulau Rondo itu dekat India, kenapa enggak sekalian diambil India? Tapi kita di sini malah ribut soal empat pulau…”
Candaan tersebut bukan tanpa makna. Muzakir Manaf ingin menegaskan bahwa isu batas wilayah semestinya disikapi secara dewasa, dan tidak dipolitisasi hingga menciptakan kegaduhan publik. Ia menyerukan agar rakyat tetap tenang dan mempercayakan penyelesaian masalah ini kepada pemerintah.
Dorong Sinergi Sabang-Aceh dan Kemudahan Investasi
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur menekankan pentingnya sinergi antara Pemerintah Kota Sabang dan Pemerintah Provinsi Aceh, terutama dalam membuka pintu bagi investasi yang dapat menggerakkan roda ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.
“Jangan persulit investor. Kalau ada yang mau bangun pabrik, tanam saham, buka lapangan kerja—ya kita sambut. Aceh ini milik rakyat, dan tugas kita adalah melayani mereka.”
Ia menyebut pelantikan kepala daerah di Sabang sebagai momentum awal memperkuat kerja sama pembangunan, khususnya di wilayah paling barat Indonesia yang memiliki potensi besar.
Empat Pulau: Isu Strategis, Perlu Kepala Dingin
Meskipun tak menyebutkan secara rinci nama-nama empat pulau yang dimaksud, Muzakir Manaf mengajak masyarakat untuk tidak terjebak dalam provokasi ataupun informasi yang belum jelas sumbernya.
“Kalau kita ribut, nanti yang ambil kesempatan orang luar. Kita harus jaga marwah Aceh, tapi dengan kepala dingin dan hati lapang.”
Menutup pidatonya, Gubernur mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memperkuat persatuan, menjaga kedaulatan wilayah, dan terus membangun Aceh dengan semangat positif dan kolaboratif.
Pelantikan ini menjadi lebih dari sekadar seremoni politik—ia menjadi panggung refleksi atas berbagai isu strategis yang dihadapi Aceh. Dari Sabang, suara kebijaksanaan kembali menggema: jangan gaduh soal pulau, mari bersatu membangun tanah rencong.(**)