“Bank Aceh Tetap Komit Layani Pulo Aceh, ATM Tertunda Akibat Kendala Asuransi”

Aceh Besar41 Dilihat

Kota Jantho – Pimpinan Bank Aceh Syariah Cabang Kota Jantho, Afzal Ilmi, memberikan penjelasan terkait belum beroperasinya layanan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di Pulo Aceh. Ia menegaskan bahwa seluruh infrastruktur pendukung telah selesai dibangun, namun pengoperasian masih tertunda karena kendala teknis terkait perlindungan asuransi dalam proses distribusi uang tunai.

“Kami telah menyewa lokasi di kawasan BPKS dan berinvestasi penuh untuk pembangunan rumah ATM, mesin ATM, serta genset, kami hadir di Pulo Aceh semata-mata karena komitmen sosial untuk melayani masyarakat di wilayah terpencil,” ujar Afzal Ilmi, Selasa (7/5/2025).

Ia menjelaskan bahwa saat ini Bank Aceh Syariah belum dapat mengisi uang ke dalam mesin ATM karena belum adanya perusahaan asuransi yang bersedia menanggung risiko pengiriman uang tunai dalam jumlah besar ke lokasi yang harus ditempuh lewat jalur laut.

“Sebagai contoh, jika kita mengangkut Rp1 miliar untuk pengisian ATM dan terjadi insiden seperti kecelakaan laut atau perampokan, tanpa asuransi, potensi kerugian sangat besar. Oleh karena itu, perlindungan asuransi menjadi syarat mutlak dalam proses distribusi dana ke wilayah seperti Pulo Aceh,” terangnya.

Afzal memastikan bahwa upaya untuk mencari mitra asuransi terus dilakukan. Ia juga menegaskan bahwa Bank Aceh Syariah tidak akan mundur dari komitmen untuk menghadirkan layanan keuangan bagi masyarakat di wilayah terpencil.

“Investasi sudah kami realisasikan. Mesin, rumah ATM, genset—semuanya sudah siap. Tinggal menunggu kepastian dari pihak asuransi agar pengisian uang dapat segera dilakukan. Kami tidak akan meninggalkan masyarakat Pulo Aceh begitu saja,” tegasnya.

Ke depan, lanjut Afzal, Bank Aceh Syariah Cabang Jantho juga akan memperkuat jaringan layanan di kawasan pedalaman seperti Kuta Cot Glie dan Lamteuba. Program khusus tengah disusun untuk memperlancar operasional ATM di dua wilayah tersebut, termasuk kerja sama strategis dengan penyedia transportasi dan peningkatan dukungan logistik.

Ia juga mengapresiasi kebijakan Bupati Aceh Besar, Muharrar Idris, yang menetapkan pembayaran jerih perangkat desa setiap bulan. Menurutnya, kebijakan ini sangat membantu peningkatan akses layanan perbankan di hari-hari sibuk maupun libur.

“Dengan pembayaran jerih setiap bulan, masyarakat desa jadi lebih mudah melakukan penarikan di ATM terdekat. Ini tentu akan memperlancar distribusi keuangan secara menyeluruh,” tambahnya.

Untuk diketahui, beberapa wilayah seperti Kedebing Cot Ghoh, Krung Raya, dan Lhoong saat ini telah menikmati layanan ATM dan CRM (Cash Recycling Machine) Bank Aceh Syariah yang beroperasi dengan baik dan stabil.

Bank Aceh Syariah berharap dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan perusahaan asuransi, agar misi pemerataan layanan keuangan di seluruh wilayah Aceh, terutama di daerah-daerah terpencil seperti Pulo Aceh, Kuta Cot Glie, dan Lamteuba, dapat segera terwujud secara optimal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *