Aceh Tamiang, Dailymail Indonesia
Akses jalan provinsi yang menghubungkan wilayah Lubuk Sidup–Babo terputus total setelah Jembatan Lubuk Sidup–Babo ambruk diterjang banjir bandang pada Kamis, 27 November 2025, kondisi ini menyebabkan terganggunya mobilitas masyarakat sekaligus menjadi kendala serius dalam penyaluran bantuan bagi warga terdampak bencana. Rabu, 24 Desember 2025
Selama ini, Jembatan Lubuk Sidup–Babo merupakan urat nadi aktivitas masyarakat Kecamatan Sekerak dan Bandar Pusaka Kabupaten Aceh Tamiang serta Kecamatan Simpang Jernih Kabupaten Aceh Timur, Jembatan tersebut berperan penting dalam mendukung kegiatan ekonomi, distribusi hasil pertanian, akses pendidikan, hingga pelayanan kesehatan. Sejak jembatan ambruk, warga terpaksa menempuh jalur alternatif yang lebih jauh, dengan waktu tempuh lebih lama dan biaya yang jauh lebih besar.
Situasi ini dinilai tidak hanya memperlambat pemulihan pasca bencana, tetapi juga berdampak langsung pada lumpuhnya roda perekonomian masyarakat. Terputusnya akses utama tersebut turut menghambat distribusi logistik dan pelayanan dasar bagi warga yang membutuhkan penanganan cepat.
Menyikapi kondisi tersebut, masyarakat mendesak Pemerintah Provinsi agar segera mengambil langkah konkret dengan mengusulkan pembangunan kembali jembatan kepada pemerintah pusat.
“Jembatan Lubuk Sidup bukan sekadar infrastruktur biasa, tetapi merupakan kebutuhan mendesak masyarakat. Pemerintah provinsi harus segera mengusulkan pembangunan jembatan ini ke pemerintah pusat agar proses pemulihan pasca banjir bandang tidak berlarut-larut,” tegas salah satu tokoh masyarakat.
Menurutnya, percepatan usulan pembangunan jembatan menjadi kunci utama dalam memulihkan aktivitas sosial dan ekonomi warga yang terdampak. Selain pembangunan jembatan permanen, masyarakat juga menekankan pentingnya solusi jangka pendek.
“Pemerintah harus hadir dengan solusi jangka pendek dan jangka panjang. Penyediaan akses sementara, seperti jembatan darurat atau jalur alternatif yang aman, sangat dibutuhkan agar aktivitas masyarakat tetap berjalan sambil menunggu realisasi pembangunan permanen,” tambahnya.
Masyarakat berharap pemerintah di semua tingkatan dapat bersinergi dan bergerak cepat agar akses vital ini segera pulih, sehingga kehidupan warga dapat kembali normal pasca bencana banjir bandang.





