Aceh Utara — Musibah banjir yang melanda Kecamatan Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara, meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat. Puluhan gampong terendam, rumah-rumah warga mengalami kerusakan, jalan-jalan dipenuhi lumpur tebal, serta aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat lumpuh total. Berdasarkan data di lapangan, sedikitnya 33 gampong terdampak langsung oleh bencana hidrometeorologi tersebut.
Di tengah situasi sulit yang dihadapi warga, kepedulian dan solidaritas terus mengalir. Sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan panggilan kemanusiaan, Sekretaris Dinas Pendidikan Dayah Aceh (DPDA), Bapak Mukhsin, S.Pd.I., M.Pd.I., turun langsung ke lokasi bencana untuk menyalurkan bantuan bagi masyarakat terdampak.
Pada 20 Desember 2025, Mukhsin berangkat dari Banda Aceh menuju Kecamatan Seunuddon, menempuh perjalanan panjang demi memastikan bantuan dapat diterima langsung oleh warga yang membutuhkan. Kehadirannya di lokasi menjadi bukti nyata bahwa pemerintah tidak tinggal diam dalam menghadapi penderitaan rakyat akibat bencana.
Bantuan kemanusiaan tersebut disalurkan ke berbagai titik strategis, mulai dari posko-posko pengungsian, masjid, menasah, hingga langsung ke rumah-rumah warga yang terdampak paling parah. Pendekatan ini dilakukan agar bantuan benar-benar tepat sasaran dan dirasakan langsung oleh masyarakat.
Adapun bantuan yang diserahkan berupa air mineral, kasur, sajadah shalat, peci, baju koko, mukena, serta kain sarung. Bantuan ini tidak hanya bertujuan memenuhi kebutuhan dasar korban banjir, tetapi juga memperhatikan aspek spiritual masyarakat yang tengah diuji oleh musibah.
Dalam proses penyaluran, Mukhsin didampingi oleh tim relawan serta masyarakat setempat. Suasana kebersamaan dan gotong royong begitu terasa. Para Geuchik, Tgk Imum, pemuda gampong, serta tokoh-tokoh masyarakat turut hadir dan menerima bantuan sebagai perwakilan warga, sekaligus memastikan pendistribusian berjalan tertib dan adil.
Di tengah kondisi lapangan yang memperlihatkan rumah-rumah rusak, perabotan warga berserakan, serta jalanan berlumpur yang menyulitkan akses, semangat ukhuwah Islamiyah dan kepedulian sosial tetap terjaga. Warga saling membantu, relawan bekerja tanpa lelah, dan bantuan datang sebagai penguat di tengah kesulitan.
Mukhsin menyampaikan bahwa bantuan ini merupakan amanah dan wujud kepedulian bersama terhadap sesama yang sedang diuji. Ia berharap kehadiran pemerintah dan relawan dapat memberikan semangat serta harapan baru bagi masyarakat Seunuddon untuk bangkit dan pulih dari dampak bencana.
“Semoga bantuan ini dapat meringankan beban saudara-saudara kita dan menjadi penyemangat dalam menjalani masa pemulihan pascabencana,” ujarnya.
Musibah banjir di Seunuddon menjadi pengingat bahwa solidaritas dan kepedulian sosial adalah kekuatan utama dalam menghadapi cobaan. Doa dan harapan pun dipanjatkan agar setiap bantuan yang disalurkan menjadi amal jariyah, membawa manfaat luas, serta mendapat balasan terbaik dari Allah SWT.(**)






