Jakarta – Bencana banjir besar yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatra pada akhir November 2025 lalu terus menyisakan duka mendalam. Hingga Sabtu (20/12/2025), jumlah korban meninggal dunia kembali bertambah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, total korban jiwa kini mencapai 1.090 orang, setelah adanya tambahan 19 korban tewas dalam beberapa hari terakhir.
Kepala BNPB dalam pemaparannya menyebutkan bahwa korban meninggal tersebar di tiga provinsi terdampak paling parah, yakni Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Dari data terkini, Provinsi Aceh menjadi wilayah dengan jumlah korban terbanyak, mencapai 472 jiwa. Disusul Sumatra Utara dengan 370 korban meninggal dunia, serta Sumatra Barat sebanyak 248 jiwa.
“Penambahan jumlah korban ini berasal dari hasil pencarian lanjutan yang masih dilakukan oleh tim SAR gabungan di lapangan,” ujar perwakilan BNPB dalam keterangan resminya.
Meski telah memasuki pekan keempat pascabencana, proses pencarian dan pertolongan (search and rescue) masih terus berlangsung, meskipun dengan keterbatasan personel, alat, serta kondisi geografis yang sulit. BNPB menyebutkan, operasi pencarian saat ini difokuskan pada sektor-sektor tertentu yang dinilai masih berpotensi ditemukan korban.
Di Provinsi Aceh, pencarian dilakukan di enam kabupaten yang terdampak paling parah oleh banjir bandang dan longsor. Sementara di Sumatra Utara, tim SAR membagi area pencarian ke dalam empat sektor utama. Adapun di Sumatra Barat, pencarian dilakukan di lima sektor yang mencakup kawasan pemukiman warga, aliran sungai, hingga area perbukitan.
BNPB menegaskan bahwa pencarian dilakukan secara optimal dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian dan keselamatan petugas. Fokus utama saat ini adalah memastikan tidak ada lagi jasad korban yang tertinggal di pemukiman warga maupun di kawasan terdampak banjir dan longsor.
“Upaya pencarian akan terus dilanjutkan selama masih ada laporan orang hilang dan indikasi keberadaan korban di lapangan,” kata BNPB.
Selain pencarian korban, pemerintah bersama pemerintah daerah dan relawan juga terus melakukan penanganan dampak lanjutan bencana, termasuk pemulihan infrastruktur dasar, pendataan kerusakan, serta pemenuhan kebutuhan dasar para penyintas.
Banjir besar yang melanda Sumatra ini disebut sebagai salah satu bencana hidrometeorologi terparah dalam beberapa tahun terakhir. Curah hujan ekstrem yang berlangsung dalam waktu lama menyebabkan meluapnya sungai, longsor di daerah perbukitan, serta terputusnya akses transportasi di berbagai wilayah.
Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan, mengingat kondisi cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sejumlah daerah. Dukungan dan solidaritas dari berbagai pihak juga terus diharapkan guna membantu percepatan pemulihan wilayah terdampak.(**)






