Tapak Tuan – Bupati Aceh Selatan, Mirwan MS, menuai sorotan publik setelah diketahui memilih berangkat umrah saat wilayahnya tengah dilanda banjir besar. Informasi yang diperoleh dari sumber AJNN menyebutkan bahwa Mirwan terbang ke Arab Saudi pada Selasa, 2 Desember 2025, melalui Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh.
Sumber yang mengetahui keberangkatan tersebut menjelaskan bahwa sebelum terbang, Mirwan sempat meninjau kondisi di Trumon. Namun, pada Senin tengah malam ia langsung bergerak menuju Banda Aceh—yang kemudian menjadi titik keberangkatannya ke Tanah Suci.
Hingga berita ini disusun, Wakil Bupati Aceh Selatan, Baital Mukadis, belum memberikan tanggapan atas keberangkatan orang nomor satu di daerahnya itu. Hal serupa juga terjadi pada Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan, Denny Saputra, yang belum merespons permintaan konfirmasi.
Keputusan Mirwan meninggalkan daerah di saat kondisi darurat tersebut mendapat kritik keras dari Ketua Umum PC SEMMI Aceh Selatan, Heriadi. Ia menilai tindakan itu menunjukkan kurangnya kepekaan dan tanggung jawab seorang pemimpin.
Menurut Heriadi, masyarakat Aceh Selatan saat ini sedang berjuang menghadapi banjir: pengungsian penuh, akses jalan terputus, serta suplai bantuan yang terbatas. Di tengah situasi genting seperti ini, katanya, seorang bupati seharusnya hadir di lapangan, bukan memilih bepergian ke luar negeri.
“Kami menghargai ibadah umrah, tapi persoalan ini menyangkut prioritas. Umrah bisa ditunda, apalagi bagi seorang kepala daerah yang sedang memikul amanah besar di masa bencana. Keputusan ini jelas melukai kepercayaan publik,” tegas Heriadi.
Ia juga mengingatkan bahwa umrah dalam Islam berstatus sunnah, bukan kewajiban yang mendesak. Terlebih lagi, Mirwan sebelumnya menyatakan pemerintah daerah tidak mampu menangani bencana ini secara mandiri, sehingga ketidakhadirannya justru menambah kekecewaan masyarakat.
Diketahui, Mirwan tidak hanya menjabat sebagai bupati, tetapi juga Ketua DPC Partai Gerindra Aceh Selatan. Ia memenangkan Pilkada 2024 dengan dukungan sejumlah partai, termasuk Demokrat, PKB, PAN, Golkar, PKS, PPP, Gerindra, PDIP, Gelora, Hanura, serta PAS Aceh.
Kepergian Mirwan di saat warganya membutuhkan kehadiran pemimpin memunculkan pertanyaan besar: di tengah bencana, prioritas siapa yang sebenarnya ia utamakan?






