“Bireuen Lumpuh Total: Jembatan Putus, 17 Kecamatan Gelap Gulita, Warga Mengungsi di Tengah Banjir Terparah 2025”

Breakingnews34 Dilihat

BIREUEN – Hujan deras yang mengguyur wilayah Bireuen dan sebagian besar Aceh selama sepekan terakhir memicu banjir besar yang melumpuhkan hampir seluruh aktivitas masyarakat. Sejumlah jembatan vital putus total, akses transportasi terhenti, listrik padam di puluhan kecamatan, dan ribuan warga terpaksa mengungsi, Kamis (27/11/2025).

Banjir yang dipicu luapan air Sungai Peusangan itu merendam jalan lintas nasional dengan ketinggian yang bervariasi hingga membuat jalur transportasi Banda Aceh–Medan dan Bireuen–Aceh Tengah tidak dapat dilalui. Kondisi ini menyebabkan antrean panjang kendaraan berat yang tertahan di berbagai titik.

Herman, seorang sopir truk yang tengah membawa barang ke Banda Aceh, mengaku sudah berjam-jam menunggu situasi membaik.

“Kami para supir terpaksa parkir di pinggir jalan. Dilarang berangkat ke arah Banda Aceh karena hujan masih sangat lebat. Jalan dari Gandapura sampai Peudada lumpuh total,” ungkapnya.

Kerusakan infrastruktur juga terjadi di beberapa titik strategis. Sejumlah jembatan rangka baja dilaporkan putus total, di antaranya jembatan di Kuta Blang, Babah Suwah, Pante Lhong Peusangan, serta jembatan di Bawak Siwak yang menghubungkan Kecamatan Kuta Blang dengan Gandapura. Kondisi tersebut semakin memperparah isolasi warga yang terjebak banjir.

Muhammad Diah, warga yang melakukan perjalanan dari Sigli menuju Aceh Utara sejak Selasa, menuturkan bahwa jalan lintas nasional dari Samalanga hingga Kuta Blang masih terendam hingga hari ini.

“Banyak lintasan di jembatan Kuta Blang ditutup demi keamanan pengguna jalan. Air belum surut sejak kemarin,” ujarnya.

Sementara itu, warga Bireuen Abdulah Boyhaki mengatakan bahwa banjir kali ini merupakan yang terparah dalam beberapa tahun terakhir.
“Hampir setiap rumah dan toko terendam. Banyak rumah yang hanyut terbawa arus deras Krung Peusangan,” katanya.

Di tengah kondisi yang semakin kritis, Mursalin, Kepala Desa Geulanggang Binje, Kecamatan Kuta Blang, memohon kepada Pemerintah Kabupaten Bireuen dan Pemerintah Aceh untuk segera menyalurkan bantuan darurat.

“Masyarakat di Kuta Blang benar-benar membutuhkan bantuan sembako secepatnya. Banyak warga kehilangan tempat tinggal,” tegasnya.

Situasi semakin sulit dengan padamnya aliran listrik di 17 kecamatan, membuat warga terpaksa mengungsi ke meunasah, balai desa, atau rumah tetangga yang posisinya lebih tinggi.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi terkait jumlah korban jiwa. Tim SAR, BPBD, dan sejumlah relawan masih melakukan pendataan dan evakuasi di beberapa titik terparah.

Banjir besar ini kembali menjadi peringatan akan pentingnya peningkatan mitigasi bencana, perbaikan sistem drainase, serta rehabilitasi daerah aliran sungai untuk mengurangi risiko bencana serupa di masa mendatang.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *