BANDA ACEH – Melonjaknya harga emas hingga menembus lebih dari Rp 7 juta per mayam mulai dirasakan dampaknya oleh masyarakat, khususnya para pasangan muda yang ingin melangkah ke jenjang pernikahan. Kondisi ini mendorong Anggota DPR Aceh, Martini, menyampaikan usulan agar Pemerintah Aceh menyiapkan program subsidi mahar bagi calon pengantin.
Usulan tersebut disampaikan Martini saat interupsi dalam rapat paripurna DPR Aceh, Selasa (18/11/2025). Politikus Partai NasDem itu menilai banyak generasi muda menunda pernikahan lantaran tidak mampu memenuhi mahar emas yang harganya terus meroket.
“Mohon pemerintah dapat mempertimbangkan adanya subsidi mahar untuk anak-anak muda yang ingin menikah,” kata Martini, yang langsung mendapat respons tawa dari sejumlah anggota dewan lain. Meski disampaikan dalam suasana santai, ia menegaskan bahwa persoalan ini benar-benar terjadi di lapangan.
Ia menyebutkan, harga emas di Aceh kini berada di atas Rp 7 juta per mayam dan mendekati Rp 8 juta. Dengan tradisi mahar di beberapa daerah yang berkisar 15 hingga 20 mayam, beban calon mempelai laki-laki menjadi sangat besar.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Aceh, M. Nasir, menjelaskan bahwa kenaikan harga emas lokal berkaitan erat dengan kondisi pasar emas global. Ia pun memberi saran agar mahar tidak selalu dijadikan tolok ukur tinggi rendahnya nilai pernikahan.
“Kalau bisa jangan mematok mahar terlalu tinggi. Seperangkat alat salat pun sudah cukup, seperti yang disampaikan Pak Ketua DPRA,” ujar Nasir.
Sebagai informasi, di Aceh emas dihitung dengan satuan mayam, di mana 1 mayam setara 3,3 gram. Dengan tradisi mahar belasan mayam di sejumlah daerah, kenaikan harga emas ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pasangan yang sedang mempersiapkan pernikahan.(**)




