BANDA ACEH – Menjelang penghujung tahun 2025, harga emas di Aceh kembali menunjukkan tren kenaikan setelah sempat turun pada akhir Oktober lalu. Kenaikan ini membuat masyarakat yang sempat menunda pembelian emas kini kembali dibuat waswas, lantaran harga logam mulia itu kembali mendekati angka tertinggi sepanjang tahun.
Berdasarkan pantauan pada Kamis, 13 November 2025, harga emas di sejumlah kota di Aceh bergerak naik signifikan. Di Kota Langsa, laman resmi Toko Emas Sejahtera 2 mencatat harga emas mencapai Rp7.550.000 per mayam, menjadi salah satu harga tertinggi dalam beberapa pekan terakhir.
Sementara itu, di Kota Banda Aceh, harga emas juga mengalami kenaikan. Berdasarkan informasi dari laman Toko Emas Bina Nusa, harga emas hari ini berada di kisaran Rp7.310.000 per mayam. Namun, jika ditambah dengan ongkos pembuatan yang umumnya berkisar antara Rp150.000 hingga Rp200.000 per mayam, maka harga emas di ibu kota provinsi ini praktis kembali mendekati Rp7,5 juta per mayam.
Kenaikan harga emas ini disebut-sebut sebagai dampak dari menguatnya harga emas dunia menjelang akhir tahun, di tengah meningkatnya permintaan masyarakat global terhadap aset safe haven, atau aset yang dianggap aman di tengah ketidakpastian ekonomi.
Para pelaku usaha perhiasan di Banda Aceh menyebut, kenaikan harga kali ini terbilang cepat karena hanya berselang sekitar dua minggu setelah penurunan harga akhir bulan lalu.
“Beberapa pekan lalu sempat turun sampai di bawah Rp7 juta per mayam. Tapi sekarang naik lagi, bahkan sudah tembus Rp7,5 juta. Biasanya memang menjelang akhir tahun harga cenderung naik,” ujar salah satu pedagang emas di Banda Aceh.
Fenomena ini pun ramai diperbincangkan warganet Aceh di media sosial. Tak sedikit yang menyesal belum sempat membeli emas saat harganya turun beberapa waktu lalu. “Akhir tahun harga kembali meroket? Yang nggak beli kemarin pas turun, peu preh lom?” tulis salah satu akun lokal dengan nada bercanda.
Dengan tren kenaikan ini, para pengamat memperkirakan harga emas di Aceh masih berpotensi menguat hingga akhir tahun, mengikuti pergerakan harga global dan kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya stabil.
Bagi masyarakat Aceh, emas tetap menjadi pilihan investasi favorit — bukan hanya karena nilainya yang stabil, tetapi juga karena erat kaitannya dengan tradisi budaya, seperti mahar dan tabungan keluarga.(**)
