Mualem: Ke Depan, Tes Baca Al-Qur’an Jadi Syarat Masuk Sekolah dan TNI-Polri di Aceh

Pidie Jaya — Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau yang akrab disapa Mualem, melontarkan gagasan besar yang langsung menarik perhatian publik. Dalam arahannya saat membuka Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-37 Tingkat Provinsi Aceh, ia menegaskan bahwa ke depan, kemampuan membaca Al-Qur’an akan dijadikan syarat utama untuk masuk sekolah, bahkan untuk rekrutmen TNI dan Polri di Aceh.

Pernyataan itu disampaikan Mualem di hadapan ribuan peserta dan tamu undangan di Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya, Meureudu, Sabtu malam (1/11/2025).
Dengan suara lantang, Mualem menegaskan komitmennya untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai dasar dalam setiap lini kehidupan masyarakat Aceh.

“Ke depan, sesuai dengan visi dan misi kami, Al-Qur’an akan menjadi awal dari segala hal. Masuk sekolah SMA kita tes baca Al-Qur’an, masuk SMP juga harus tes baca Al-Qur’an, bahkan masuk TNI dan Polri pun akan kami buatkan tes baca Al-Qur’an. Insyaallah, ini akan kami programkan supaya Aceh lebih maju dan makmur,” ujar Mualem disambut tepuk tangan meriah.

Menurutnya, kebijakan tersebut bukan sekadar formalitas, tetapi bagian nyata dari penguatan penerapan syariat Islam di Aceh yang sudah berjalan sejak diberlakukannya otonomi khusus.
Mualem menegaskan bahwa kebijakan itu hanya akan diterapkan bagi masyarakat beragama Islam, sebagai bagian dari tanggung jawab moral dan spiritual pemerintah dalam menjaga jati diri Aceh sebagai daerah Serambi Makkah.

Dalam suasana yang penuh semangat keislaman, Mualem juga sempat berbicara dalam bahasa Aceh, menegaskan makna filosofis dari kebijakan tersebut.

“Bek watei tapeugot tes baca Al-Qur’an eunteuk ka yo. Nyan kunci tanyoe Seuramoe Mekkah, meuhan peu syit ta ok-ok tanyoe Seramoe Mekkah,” katanya.
(Artinya: Jangan takut kalau ada tes baca Al-Qur’an. Itu adalah kunci kita sebagai daerah Serambi Makkah, jangan hanya namanya saja Serambi Makkah.)

Ia menegaskan, kemampuan membaca Al-Qur’an bukan hanya simbol religiusitas, tapi juga pilar moral yang harus ditanamkan sejak dini. Menurutnya, anak muda Aceh harus memiliki pondasi kuat dalam memahami dan mengamalkan isi Al-Qur’an, agar tidak tergerus oleh arus globalisasi dan modernisasi yang kian cepat.

“Banyak anak-anak kita yang cerdas secara akademik, tapi kurang memahami nilai-nilai Al-Qur’an. Padahal, Aceh dikenal dunia sebagai Serambi Makkah. Maka sudah seharusnya identitas itu kita jaga bukan hanya dengan nama, tapi dengan amal dan budaya Qur’ani,” lanjutnya.

Pernyataan Mualem itu sejalan dengan semangat penyelenggaraan MTQ ke-37 Provinsi Aceh yang berlangsung megah di Pidie Jaya.
Acara tersebut menjadi momentum untuk memperkuat peran generasi muda dalam mencintai, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

Kebijakan yang diusulkan Mualem itu pun mendapat sambutan positif dari sejumlah tokoh masyarakat dan ulama Aceh. Mereka menilai, langkah tersebut akan memperkuat karakter islami di kalangan pelajar dan calon aparatur negara.

Bagi Mualem, kebangkitan Aceh tidak hanya diukur dari pembangunan fisik, tapi juga dari kemajuan spiritual dan moral masyarakatnya.
“Jika kita ingin Aceh maju dan makmur, maka mulailah dengan menegakkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam diri setiap anak bangsa,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *