Banda Aceh – Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Aceh, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Aceh kembali menggelar kegiatan Thursday In-House Learning dengan tema “Interactive English Through Book Discussion”, Kamis (16/10/2025).
Kegiatan yang berlangsung pukul 10.00 hingga 12.00 WIB ini menghadirkan Kepala BPSDM Aceh, Dr. Marthunis, ST., DEA, sebagai fasilitator utama. Dalam sesi kali ini, peserta diajak untuk mendalami dan mendiskusikan artikel dari Harvard Business Review (HBR) berjudul “Cross-Silo Leadership: How to Create More Value by Connecting Experts from Inside and Outside the Organization.”
Melalui metode read, speak, and discuss, kegiatan ini dirancang untuk melatih kemampuan membaca, berbicara, dan berdiskusi dalam bahasa Inggris dengan cara yang menyenangkan namun tetap berbobot. Hanya tersedia 20 kursi peserta, kegiatan ini dilakukan secara terbatas agar diskusi berjalan interaktif dan peserta bisa lebih fokus berlatih menggunakan bahasa Inggris dalam konteks profesional.
Marthunis menjelaskan bahwa kegiatan In-House Learning menjadi salah satu strategi BPSDM Aceh dalam membangun budaya belajar berkelanjutan (continuous learning culture) di kalangan ASN. Ia menilai kemampuan bahasa Inggris, terutama dalam memahami dan mengkomunikasikan ide dari literatur internasional, adalah bekal penting bagi ASN di era global.
“ASN Aceh harus punya daya saing. Kemampuan berbahasa Inggris bukan sekadar soal berbicara, tetapi tentang memahami pengetahuan global, berkomunikasi lintas budaya, dan mampu berkontribusi dalam konteks internasional. Itulah yang sedang kita latih lewat forum seperti ini,” ujar Marthunis.
Diskusi buku kali ini juga difokuskan pada tema kepemimpinan lintas bidang (cross-silo leadership), yakni bagaimana seorang pemimpin dapat menciptakan nilai tambah bagi organisasi dengan menghubungkan para ahli dari berbagai divisi, baik internal maupun eksternal. Menurut Marthunis, topik ini relevan bagi ASN karena birokrasi modern dituntut bekerja secara kolaboratif dan adaptif terhadap perubahan.
“Kita ingin membentuk ASN yang berpikir terbuka, berani berdiskusi, dan mampu menyampaikan gagasan dengan bahasa yang jelas dan terstruktur, termasuk dalam bahasa Inggris. Ini bagian dari transformasi pola pikir aparatur,” tambahnya.
Kegiatan Thursday In-House Learning sendiri merupakan agenda rutin BPSDM Aceh yang diselenggarakan setiap Kamis, dengan topik berganti setiap pekan. Program ini tidak hanya berfokus pada penguasaan bahasa, tetapi juga pada pengembangan soft skills dan wawasan kepemimpinan yang berorientasi pada inovasi.
Selain menjadi ajang pembelajaran, forum ini juga mendorong terciptanya budaya literasi di kalangan ASN Aceh. Materi bacaan dikirimkan terlebih dahulu ke email peserta, sehingga mereka dapat mempelajarinya sebelum sesi diskusi dimulai. Dengan demikian, kegiatan menjadi lebih efektif dan dinamis.
Antusiasme ASN terhadap kegiatan ini terus meningkat setiap pekan. Banyak peserta menilai bahwa format diskusi interaktif seperti ini lebih menarik dibandingkan pelatihan formal, karena mereka dapat langsung mempraktikkan kemampuan berbicara, berpikir kritis, serta memperkaya kosakata profesional.
Di akhir kegiatan, Marthunis mengajak seluruh ASN untuk tidak berhenti belajar dan terus mengasah kemampuan diri, terutama dalam hal komunikasi global.
“Era birokrasi modern menuntut ASN yang berwawasan internasional. Bahasa Inggris adalah jembatan pengetahuan, dan diskusi seperti ini adalah langkah kecil menuju aparatur yang kompeten dan berkelas dunia,” tutupnya.(**)