BANDA ACEH – Sekretaris Dinas Sosial Aceh, Chaidir, SE, MM, menerima kunjungan audiensi dari Ketua Himpunan Penyandang Disabilitas Aceh (HPDA), M. Nur Abdullah, di kantor Dinas Sosial Aceh, Rabu (15/10/2025). Pertemuan ini menjadi wadah penting dalam memperkuat sinergi antara pemerintah daerah dan organisasi penyandang disabilitas untuk mewujudkan Aceh yang inklusif, berkeadilan, dan ramah disabilitas.
Dalam pertemuan tersebut, Ketua HPDA M. Nur Abdullah menyampaikan berbagai aspirasi dan masukan terkait peningkatan kesejahteraan serta aksesibilitas bagi penyandang disabilitas di Aceh. Ia menekankan perlunya kolaborasi yang lebih intensif antara pemerintah dan komunitas disabilitas agar program-program sosial benar-benar menyentuh kebutuhan nyata di lapangan.
> “Kami berharap agar Dinas Sosial Aceh terus menjadi mitra strategis bagi HPDA. Banyak hal yang bisa kita sinergikan, terutama dalam hal pemberdayaan, pelatihan keterampilan, dan perluasan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas,” ungkap M. Nur Abdullah.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Sosial Aceh, Chaidir, SE, MM, menyambut baik audiensi tersebut. Ia menegaskan bahwa Dinsos Aceh memiliki komitmen kuat untuk memberikan perhatian khusus terhadap kelompok rentan, termasuk penyandang disabilitas, sesuai dengan visi Pemerintah Aceh yang berorientasi pada kesejahteraan dan keadilan sosial.
> “Dinas Sosial Aceh selalu terbuka untuk berdialog dan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk HPDA. Kita memiliki tujuan yang sama, yakni memastikan bahwa penyandang disabilitas di Aceh mendapatkan hak dan kesempatan yang setara dengan masyarakat lainnya,” ujar Chaidir.
Dalam kesempatan itu, Chaidir juga mengapresiasi langkah HPDA yang terus aktif memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas dan membangun kesadaran publik tentang pentingnya lingkungan sosial yang inklusif.
Pertemuan ini diharapkan menjadi langkah awal menuju kerja sama yang lebih konkret dalam berbagai bidang, seperti peningkatan keterampilan kerja, bantuan alat bantu disabilitas, dukungan usaha produktif, serta akses terhadap pendidikan dan layanan publik.
Selain membahas program-program pemberdayaan, audiensi tersebut juga menyoroti pentingnya regulasi dan kebijakan yang berpihak kepada penyandang disabilitas, agar mereka dapat berperan lebih besar dalam pembangunan daerah.
“Dengan komunikasi yang baik antara Dinsos dan HPDA, kami optimis berbagai tantangan yang dihadapi saudara-saudara kita penyandang disabilitas bisa kita atasi bersama. Aceh harus menjadi daerah yang ramah dan menghargai setiap perbedaan,” tutup Chaidir.
Kegiatan audiensi tersebut berlangsung dalam suasana penuh keakraban dan semangat kolaborasi. Baik Dinas Sosial Aceh maupun HPDA sepakat untuk terus memperkuat koordinasi ke depan, agar berbagai program sosial dapat tepat sasaran dan memberikan manfaat nyata bagi penyandang disabilitas.(**)






