BANDA ACEH – Gerakan Aliansi Relawan Pendidikan Sekolah (ARPS) Aceh menggaungkan kampanye “Stop Putus Sekolah” sebagai bentuk kepedulian terhadap masa depan generasi muda di Tanah Rencong. Program ini hadir untuk memastikan setiap anak Aceh memiliki kesempatan yang sama dalam mengenyam pendidikan, tanpa terkendala faktor ekonomi, lingkungan, maupun keterbatasan akses.
Melalui kampanye yang dikemas dengan semangat kebersamaan ini, ARPS Aceh ingin mengingatkan seluruh elemen masyarakat bahwa pendidikan adalah kunci utama membuka masa depan cerah. Tidak ada satu pun anak Aceh yang boleh kehilangan haknya untuk bermimpi hanya karena tidak mampu melanjutkan sekolah.
“Gerakan ini lahir dari keprihatinan kami melihat masih banyak anak-anak di Aceh yang terancam putus sekolah. Padahal, mereka punya cita-cita besar yang bisa membawa Aceh lebih maju. Karena itu, ARPS hadir untuk menjaga semangat belajar mereka agar tetap menyala,” ujar salah satu penggerak ARPS Aceh.
Kolaborasi Bersama #SahabatCaroeng
Melalui ajakan interaktif di media sosial dengan tagar #SahabatCaroeng, ARPS mengundang masyarakat luas untuk ikut memberikan gagasan, motivasi, serta dukungan moral bagi anak-anak Aceh. Setiap komentar, saran, maupun doa diyakini mampu menambah energi positif bagi generasi penerus bangsa agar tidak menyerah pada keadaan.
“Pertanyaan sederhana yang kami lemparkan ke publik adalah: Apa menurut kamu yang paling penting agar anak-anak tetap semangat sekolah? Dari sini, kami berharap muncul banyak ide yang bisa memperkaya gerakan ini,” tambahnya.
Dukungan Pemerintah dan Masyarakat
Kampanye ini mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk Dinas Pendidikan Aceh. Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, S.T, D.E.A, menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen penuh dalam menekan angka putus sekolah dengan berbagai program, mulai dari beasiswa, bantuan transportasi, hingga kolaborasi dengan komunitas peduli pendidikan.
“Kami menyambut baik inisiatif ARPS Aceh. Ini adalah gerakan moral yang sangat dibutuhkan. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, kita perlu dukungan masyarakat agar anak-anak Aceh tetap berada di bangku sekolah. Kami percaya, jika semua pihak bergandengan tangan, maka cita-cita mencetak generasi emas Aceh bisa tercapai,” ujar Kadis Pendidikan Aceh.
Ia menambahkan, pihaknya juga sedang memperkuat program Sekolah Ramah Anak serta memperluas akses pendidikan ke daerah terpencil. Dengan begitu, tidak ada alasan bagi anak-anak Aceh untuk berhenti sekolah hanya karena faktor jarak atau keterbatasan fasilitas.
Pendidikan sebagai Investasi Masa Depan
Gerakan Stop Putus Sekolah bukan sekadar kampanye, melainkan juga bentuk investasi sosial jangka panjang. Semakin banyak anak Aceh yang mampu menuntaskan pendidikannya, maka semakin besar peluang daerah ini melahirkan generasi cerdas, inovatif, dan siap bersaing di tingkat nasional maupun global.
Di tengah tantangan era digital dan perkembangan zaman, semangat untuk menempuh pendidikan menjadi bekal penting agar anak-anak Aceh tidak tertinggal. Karena itu, ARPS mengajak semua kalangan, mulai dari orang tua, guru, tokoh masyarakat, hingga pemuda, untuk sama-sama menjaga agar anak-anak tetap berada di bangku sekolah.
“Setiap anak Aceh adalah aset bangsa. Jangan biarkan mereka kehilangan hak untuk bermimpi. Mari kita jaga bersama semangat mereka agar tetap tumbuh dan berkembang melalui pendidikan,” tutup ARPS dalam seruannya.(**)