Banda Aceh – Dalam rangka mendukung program prioritas pemerintah mengenai Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi para pelajar di seluruh Indonesia, Panglima Komando Daerah Militer Iskandar Muda (Pangdam IM) Mayor Jenderal TNI Joko Hadi Susilo, S.I.P., menginstruksikan kepada seluruh jajaran Bintara Pembina Desa (Babinsa) di wilayah Kodam IM untuk terus memantau sekaligus mendampingi pelaksanaan dapur sehat MBG di wilayah tugas masing-masing. Hal tersebut disampaikan Pangdam IM pada Senin (29/9/2025) di Banda Aceh.
Program Makan Bergizi Gratis merupakan salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto yang mulai berjalan secara bertahap sejak 6 Januari 2025. Program ini menyasar siswa-siswi mulai tingkat PAUD hingga SMA/SMK, serta ibu hamil dan menyusui. Tujuan utamanya adalah memastikan pemenuhan gizi yang lebih baik sejak dini, sehingga dapat mencetak generasi bangsa yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi.
Namun demikian, dalam perjalanannya, pelaksanaan MBG tidak lepas dari tantangan. Sejumlah insiden keracunan massal dilaporkan terjadi di berbagai daerah. Berdasarkan data per September 2025, tercatat lebih dari 5.000 kasus keracunan akibat program MBG, dengan kasus terbesar menimpa 1.333 pelajar di Bandung Barat. Kondisi ini menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggaraan MBG.
Menanggapi hal tersebut, Pangdam IM menegaskan pentingnya pengawasan melekat dari aparat TNI, khususnya Babinsa, agar dapur sehat yang menjadi tulang punggung program MBG dapat berjalan aman, higienis, dan tepat sasaran. “Saya perintahkan kepada seluruh Babinsa untuk turun langsung memantau dapur sehat di wilayah binaan masing-masing.
Pastikan setiap proses mulai dari pengolahan, penyajian, hingga distribusi makanan berjalan sesuai standar kesehatan. Jangan sampai terjadi kelalaian yang bisa merugikan anak-anak kita,” tegas Mayjen TNI Joko Hadi Susilo.
Pangdam IM juga mengingatkan kepada pengelola dapur MBG beserta karyawan yang terlibat agar selalu menjaga kebersihan serta memastikan bahan makanan dalam kondisi segar dan layak konsumsi. Menurutnya, kualitas makanan yang diberikan kepada anak-anak tidak boleh ditawar, karena menyangkut kesehatan dan masa depan generasi penerus bangsa.
“Makanan yang diberikan harus dalam keadaan fresh, bergizi seimbang, dan diolah dengan standar higienitas yang tinggi. Ingat, sekali lalai bisa berdampak buruk pada ribuan anak,” ujarnya.
Lebih lanjut, Pangdam IM menuturkan bahwa peran Babinsa bukan hanya sebagai pengawas, melainkan juga sebagai mitra yang membantu memberikan edukasi kepada masyarakat dan pengelola dapur sehat.
Babinsa diharapkan mampu menjadi penghubung antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat dalam menyukseskan program strategis nasional tersebut.
“Babinsa harus aktif memberikan arahan dan sosialisasi, baik kepada pihak sekolah maupun masyarakat sekitar. Jangan hanya mengawasi, tetapi juga ikut mengedukasi. Dengan begitu, standar keamanan pangan dapat terjaga dan kepercayaan masyarakat terhadap program MBG semakin kuat,” tambahnya.
Mayjen TNI Joko Hadi Susilo berharap, dengan adanya pendampingan dan pengawasan yang ketat dari Babinsa, kasus keracunan massal akibat program MBG tidak terjadi di wilayah Aceh.
Ia menekankan bahwa keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada pemerintah pusat, tetapi juga membutuhkan peran aktif seluruh elemen masyarakat, termasuk TNI, dalam memastikan pelaksanaannya berjalan baik.
“Harapan saya, Aceh bisa menjadi contoh keberhasilan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis. Dengan sinergi dan kerja sama semua pihak, kita bukan hanya mencegah keracunan, tetapi juga benar-benar mewujudkan tujuan utama program, yakni meningkatkan kualitas gizi anak bangsa demi masa depan yang lebih baik,” pungkas Pangdam IM.(**)