BANDA ACEH – Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, meresmikan peluncuran Gerakan Seniman Masuk Sekolah di SMP Negeri 19 Percontohan Banda Aceh.
Program ini menjadi salah satu wujud nyata dari visi misi Illiza dalam bidang pendidikan, sekaligus termasuk ke dalam program 100 hari kerja kepemimpinannya bersama Wakil Wali Kota, Afdhal Kamil.
Dalam sambutannya, Illiza menyampaikan rasa syukur dan harapannya agar gerakan ini dapat menjadi sarana efektif untuk menumbuhkan kreativitas para siswa. Melalui keterlibatan para seniman, siswa diharapkan lebih mengenal dan mencintai seni serta budaya Aceh yang kaya akan nilai-nilai luhur.
“Dengan adanya seniman masuk sekolah, saya berharap siswa tidak hanya belajar di kelas, tapi juga mendapat ruang untuk mengekspresikan diri, mengasah kreativitas, serta menumbuhkan kecintaan terhadap seni dan budaya Aceh,” ujar Illiza.
Lebih lanjut, Wali Kota Banda Aceh menegaskan bahwa kehadiran seniman di sekolah juga memiliki misi strategis sebagai benteng perlindungan bagi generasi muda dari berbagai pengaruh negatif. Di antaranya bahaya narkoba, kekerasan, hingga aksi tawuran yang marak terjadi di kalangan remaja.
“Kegiatan ini bukan sekadar hiburan. Ini adalah ikhtiar kita bersama dalam membangun karakter pelajar yang berdaya, berbudaya, dan terlindungi dari hal-hal negatif,” tambahnya.
Program “Seniman Masuk Sekolah” dirancang untuk menghadirkan para seniman ke berbagai sekolah di Banda Aceh. Mereka tidak hanya tampil, tetapi juga membimbing siswa melalui pelatihan, workshop, dan interaksi langsung. Dengan begitu, siswa dapat menyerap nilai-nilai budaya sekaligus menyalurkan bakat dan minat mereka di bidang seni.
Selain itu, program ini juga menjadi ajang kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan komunitas seniman dalam memperkuat ekosistem pendidikan yang berkarakter. Illiza berharap langkah ini dapat menjadi gerakan bersama yang terus berkelanjutan, bukan hanya program jangka pendek.
Dengan hadirnya Gerakan Seniman Masuk Sekolah, Pemerintah Kota Banda Aceh optimis mampu mencetak generasi yang cerdas, kreatif, dan berbudaya, sekaligus memperkokoh identitas Aceh di tengah tantangan globalisasi.(**)
