Banda Aceh – Ratusan masyarakat bersama sejumlah elemen pemuda dan mahasiswa menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Banda Aceh, Senin (1/9/2025). Dalam aksi tersebut, massa terlihat mengibarkan bendera bulan bintang sebagai simbol aspirasi politik dan identitas Aceh.
Aksi yang berlangsung sejak pagi itu dikawal ketat aparat kepolisian. Massa membawa berbagai spanduk dan poster tuntutan, serta meneriakkan yel-yel yang menyuarakan hak-hak rakyat Aceh. Suasana sempat memanas ketika aparat berusaha menghalau pengibaran bendera, namun peserta aksi tetap bersikeras melanjutkan aksinya secara damai.
Koordinator aksi dalam orasinya menyampaikan bahwa pengibaran bendera bulan bintang bukan dimaksudkan untuk memecah belah, melainkan sebagai simbol perjuangan dan identitas Aceh yang diakui dalam Nota Kesepahaman (MoU) Helsinki. Mereka mendesak DPRA agar lebih serius memperjuangkan implementasi butir-butir MoU, terutama terkait kewenangan Aceh dalam mengelola politik, ekonomi, dan budaya.
“Kami hadir di sini bukan untuk membuat kerusuhan, tapi untuk menegaskan bahwa identitas Aceh harus dihormati. DPRA jangan hanya duduk manis, tetapi harus berani memperjuangkan kepentingan rakyat,” teriak salah seorang orator dari atas mobil komando.
Aksi ini juga mendapat perhatian publik karena berlangsung di tengah situasi politik Aceh yang dinilai stagnan dalam memperjuangkan hak-hak khusus daerah. Massa berjanji akan terus melakukan konsolidasi dan aksi lanjutan jika tuntutan mereka tidak segera ditindaklanjuti oleh DPRA maupun Pemerintah Aceh.
Hingga berita ini *diturunkan, situasi di sekitar kantor DPRA relatif terkendali meski penjagaan* keamanan tetap diperketat.






