Aceh Tamiang – Puluhan masyarakat, tokoh desa, aparatur pemerintah, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) IAIN Langsa hingga pemuda setempat berkumpul di lahan demplot uji coba Mukim Gedung Biara untuk menyaksikan langsung kegiatan Panen Padi 75 Hari Setelah Tanam (HST). Suasana penuh semangat terlihat di Desa Tualang, Kecamatan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang pada hari Kamis, 21 Agustus 2025.
Panen ini berbeda dari biasanya, Jika umumnya padi baru bisa dipanen pada usia 100 hingga 120 HST, kali ini hasil panen diperoleh hanya dalam waktu 75 HST. Keberhasilan tersebut dicapai berkat penerapan teknologi pertanian ramah lingkungan melalui penggunaan Pupuk Organik Cair (POC) BIO P 2000 Z, tanpa campuran pupuk kimia.
Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk dukungan nyata terhadap program unggulan Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan Swasembada Pangan Nasional.
Program ini menekankan pentingnya kemandirian pertanian dengan tetap menjaga keseimbangan alam, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, sekaligus meningkatkan produktivitas petani.
Bukti Nyata Pertanian Ramah Lingkungan
Lahan demplot uji coba yang dikelola Mukim Syahril menjadi saksi nyata keberhasilan pupuk organik dalam meningkatkan hasil panen.
Tanaman padi tumbuh subur, sehat, dan cepat dipanen meskipun tanpa tambahan pupuk kimia.
Menurut para petani yang terlibat penggunaan POC BIO P 2000 Z tidak hanya membuat padi lebih cepat panen tetapi juga meningkatkan kualitas bulir padi yang lebih padat dan berisi.
Selain itu biaya produksi juga lebih rendah karena petani tidak perlu membeli pupuk kimia yang harganya semakin mahal di pasaran.
“Dengan pupuk organik ini, masa panen bisa lebih cepat, hasilnya bagus, dan biaya yang dikeluarkan petani juga lebih ringan,” ungkap salah satu petani yang ikut serta dalam kegiatan panen.
Kehadiran Pejabat Daerah dan Tokoh Masyarakat.
Acara panen raya ini turut dihadiri Wakil Bupati Aceh Tamiang, Ismail, SE.i, Kepala Mukim Syahril, Datok Desa Tualang, Syafi’i, serta Mahasiswa KKN IAIN Langsa dan pemuda setempat. Kehadiran mereka menjadi bentuk dukungan pemerintah daerah terhadap upaya pengembangan pertanian organik sebagai bagian dari strategi ketahanan pangan.
Datok Kampung Tualang, Syafi’i, menyampaikan apresiasinya atas pelaksanaan program ini di wilayahnya.
“Kami sangat menyambut baik program kerja swasembada pangan yang dilaksanakan di kampung ini. Besar harapan kami, dengan adanya pupuk organik ini para petani dapat memperoleh hasil panen yang lebih banyak dan sejahtera,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Aceh Tamiang, Ismail, SE.i, menegaskan bahwa penggunaan pupuk organik harus terus digalakkan.
“Program unggulan yang dibuat oleh Bapak Presiden Prabowo ini sangat bagus. Pupuk organik mampu mempercepat masa tanam membuat petani lebih banyak memperoleh hasil panen dan yang terpenting ramah lingkungan,” katanya dalam sambutannya.
Sebagaimana disampaikan Wakil Bupati Aceh Tamiang, “Jika program ini terus dijalankan, saya optimis Aceh Tamiang bisa menjadi daerah percontohan dalam mewujudkan swasembada pangan yang mandiri, produktif, dan berkelanjutan”, ujarnya.
Peran Mahasiswa KKN IAIN Langsa
Mahasiswa IAIN Langsa yang sedang melaksanakan KKN di Desa Tualang juga ikut serta dalam kegiatan panen ini. Kehadiran mereka bukan hanya untuk menyaksikan, tetapi juga berpartisipasi aktif dalam proses panen sekaligus memberikan dukungan moral kepada para petani.
Ketua Kelompok KKN 16, Farhan Zuhdi menyampaikan pandangannya bahwa program ini sangat bermanfaat bagi petani dan generasi muda.
“Kami sangat mendukung penuh program Swasembada Pangan Nasional. Program ini bukan hanya membantu petani untuk lebih cepat panen, tetapi juga bisa mengurangi angka pengangguran karena membuka lebih banyak lapangan kerja di pedesaan. Harapan kami, program unggulan ini tetap dilanjutkan dan berjalan baik di masa depan,” tegasnya.
Sementara itu, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN IAIN Langsa, Afrizal Refo, MA, juga memberikan apresiasi atas keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan tersebut.
“Saya sangat mengapresiasi keikutsertaan mahasiswa KKN yang terjun langsung bersama masyarakat di Desa Tualang. Ini bukti nyata bahwa dengan keterlibatan langsung bersama masyarakat, mereka tidak hanya belajar dari pengalaman lapangan tetapi juga ikut membantu sosialisasi program swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah,” tuturnya.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Keberhasilan panen padi 75 HST dengan pupuk organik ini memberikan harapan baru bagi petani di Aceh Tamiang. Dengan masa tanam yang lebih singkat petani berpotensi melakukan lebih dari tiga kali musim tanam dalam setahun. Hal ini tentu akan meningkatkan pendapatan mereka sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah.
Selain itu program ini juga diyakini mampu menekan angka pengangguran. Dengan meningkatnya produktivitas pertanian kebutuhan tenaga kerja di sektor ini juga bertambah sehingga generasi muda desa tidak perlu mencari pekerjaan ke luar daerah.
“Ini bukan hanya soal panen padi, tetapi soal masa depan ekonomi masyarakat desa. Dengan pertanian organik, desa bisa lebih mandiri dan sejahtera,” ujar salah satu tokoh pemuda yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Percontohan Bagi Petani Lain
Kegiatan panen ini diharapkan dapat menjadi percontohan bagi petani lain di Kabupaten Aceh Tamiang maupun di wilayah sekitar. Pertanian organik dengan POC BIO P 2000 Z terbukti dapat menghasilkan panen yang sehat, berkualitas, serta lebih cepat.
Pemerintah daerah bersama masyarakat sepakat untuk terus memperluas penerapan metode ini agar manfaatnya dapat dirasakan lebih banyak petani. Dengan begitu program nasional menuju Swasembada Pangan dapat terwujud secara nyata dari desa ke desa.
Menuju Swasembada Pangan Nasional
Kegiatan panen padi 75 HST di Desa Tualang bukan sekadar seremoni melainkan wujud nyata kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, mahasiswa, dan pemuda dalam mendukung program nasional.
Dengan semangat gotong royong dan penerapan teknologi ramah lingkungan, pertanian Indonesia diyakini mampu bangkit menjadi penopang utama ketahanan pangan nasional.