Abu Mudi Kukuhkan Pengurus Tastafi Aceh Barat, Tgk. H. Surianto Sudirman, Lc., MA. Terpilih sebagai Ketua

Daerah8 Dilihat

Meulaboh – Majelis Pengajian dan Zikir Tastafi (Tasawuf, Tauhid, dan Fiqih) Kabupaten Aceh Barat dikukuhkan oleh ulama kharismatik Aceh, Abu Syekh H. Hasanoel Bashry HG atau akrab disapa dengan Abu Mudi, dalam kegiatan Silaturahmi dan Pengukuhan Tastafi Aceh Barat yang berlangsung pada Jum’at Malam, di Aula Hotel Parkside Meuligo Meulaboh.

Pengukuhan tersebut menandai dimulainya kiprah resmi Tastafi di Aceh Barat, dengan kepengurusan yang akan dipimpin oleh Tgk. H. Surianto Sudirman, Lc, MA sebagai Ketua. Momen bersejarah ini turut dihadiri oleh para ulama, pimpinan dayah, tokoh masyarakat, serta santri dari 12 kecamatan di Aceh Barat. Hadir pula Ketua MPU Aceh Barat, Ketua Tastafi Nagan Raya, dan jajaran tamu kehormatan lainnya.

Acara dimulai dengan sambutan dari Tgk. Surianto Sudirman, Lc. MA sebagai Ketua terpilih Tastafi Aceh Barat. “Semoga dengan kehadiran Abu Mudi dan Ayah Cot Trueng di Bumi Teuku Umar, dapat membawa keberkahan dan kebaikan bagi masyarakat Aceh Barat serta memberikan pemahaman yang utuh bagi kita semua tentang risalah dakwah Ahlussunnah Wal Jamaah lewat Majelis Pengajian dan Zikir Tastafi. sebagaimana di 22 kabupaten/kota lainnya,” ungkapnya.

Ketua Tastafi Pusat, Tgk. H. Muhammad Amin Daud atau lebih dikenal dengan Ayah Min Cot Trueng dalam sambutannya berharap ini adalah permulaan yang baik bagi Tastafi Aceh Barat karena pengukuhan ini langsung dihadiri oleh Abu Mudi dan Semoga Tastafi Aceh Barat berkembang untuk kebermanfataan bagi masyarakat luas,” ujar Ayah Min.

Dalam tausiyah utamanya, Abu Mudi mengatakan ” Kita berharap Tastafi menjadi salah satu wadah bagi para teungku dayah dan para santri untuk mentransfer ilmu Tauhid, Fiqih, dan Tasawuf yang notabene itu adalah hal yang paling prinsipil dalam agama kita (Iman, Islam dan Ihsan) kepada masyarakat dengan pendekatan yang terstruktur”.

Beliau juga mengatakan: ” Tastafi nyoe ken sagai na di Atjeh, tapi na cit perwakilan di luwa Atjeh bahkan di mancanegara (Malaysia, Skotlandia dan beberapa negara lain)

Sementara itu, Waled Harmen, selaku Dewan Pakar Tastafi Aceh Barat, menekankan bahwa keberadaan Tastafi harus mampu merangkul berbagai model pengajian dan latar belakang keilmuan, selama tetap berlandaskan pada mazhab Imam Syafi’i.

“Insya Allah, Tastafi Aceh Barat akan menggelar pengajian rutin, baik untuk kalangan guru dayah maupun masyarakat umum. harapnya.

Pengukuhan Tastafi Aceh Barat bukan sekadar seremonial semata melainkan awal dari pergerakan dakwah berbasis ibadah, ilmu dan akhlak, dan menambah semangat baru untuk mengkaji kitab kuning di Aceh Barat agar kita memberikan pemahaman yang utuh terhadap Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *