Sinergi Bank Indonesia dan BNN Provinsi Aceh Perkuat Ketahanan Pangan melalui Program Berdikari Tani

Ekonomi8 Dilihat

Jantho – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Aceh bersinergi dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh dan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar meluncurkan Program Berdikari Tani (Bersih dari Narkoba, Mandiri dalam Ketahanan Pangan dan Inflasi) di Desa Leungah, Kecamatan Seulimeum, Aceh Besar. Program ini merupakan wujud nyata kontribusi Bank Indonesia bersama dengan mitra strategis dalam mendorong stabilitas harga pangan melalui penguatan sektor pertanian berbasis teknologi, sekaligus mendukung pembangunan sosial-ekonomi berkelanjutan di daerah rentan penyalahgunaan narkotika.

Dalam rangka pengendalian inflasi, Bank Indonesia bersama mitra strategis melakukan pendekatan ke sektor pertanian cabai merah, sebagai salah satu penyumbang inflasi komoditas pangan bergejolak (volatile food) di Aceh. Pelaksanaan Program Berdikari Tani didukung oleh pelatihan pertanian modern dan sarana untuk meningkatkan produktivitas cabai, sehingga pasokan stabil dan harga terkendali.

Wakil Bupati Aceh Besar, Syukri A. Jalil, menyambut positif kolaborasi ini, “Program ini sejalan dengan visi Pemerintah Aceh Besar dalam pemberdayaan pemuda dan ketahanan pangan. Dukungan Bank Indonesia melalui pelatihan dan sistem irigasi tetes menjadi katalisator pembangunan pertanian berkelanjutan.”

Bank Indonesia memberikan pelatihan teknis kepada Gapoktan Leungah yang disampaikan oleh praktisi ahli budidaya cabai, antara lain mengenai penggunaan sistem irigasi tetes. Sistem irigasi tetes didorong karena efisiensinya dalam menghemat air dan meningkatkan produktivitas hingga 30 persen. Pelatihan diikuti 30 anggota Gapoktan sebagai bagian dari pembentukan klaster pangan percontohan, serta membangun kemandirian ekonomi bagi masyarakat rentan.

“Inovasi ini tidak hanya mendorong kemandirian petani, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada cuaca dan risiko gagal panen, yang selama ini memicu gejolak harga,” jelas Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Hertha Bastiawan, dalam sambutannya.

Desa Leungah dipilih sebagai lokasi program karena potensi pertaniannya yang tinggi dan kerentanan terhadap infiltrasi narkotika. Melalui skema Grand Design Alternative Development (GDAD) oleh BNNP Aceh, masyarakat didorong beralih dari tanaman ilegal ke komoditas bernilai ekonomi seperti cabai. Kepala BNNP Aceh, Brigjen Pol. Drs. Marzuki Ali Basyah, menekankan, “Sinergi dengan Bank Indonesia menciptakan solusi holistik: dari pemberantasan narkoba hingga penciptaan lapangan kerja berbasis pertanian.”

Ke depan, Bank Indonesia Aceh berkomitmen untuk mengoptimalkan dampak program terhadap produktivitas cabai dan stabilitas harga pangan di Aceh Besar. Bersama BNNP Aceh dan mitra strategis lainnya, Bank Indonesia Aceh mendorong replikasi program ini di wilayah lain, khususnya daerah rentan inflasi dan rawan narkotika. Melalui Program Berdikari Tani, diharapkan dapat memperkuat kolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk pengembangan ekosistem pertanian inklusif.

Acara ditutup dengan gerakan tanam bersama bibit cabai dan demo penggunaan sistem irigasi tetes, dihadiri perwakilan TNI/Polri, dinas terkait, anggota Gapoktan, serta media.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *