Mukarramah Fadhlullah: Kebaya Bukan Sekadar Busana, Tapi Cermin Nilai Luhur Perempuan

Berita6 Dilihat

Banda Aceh — Ketua Staf Ahli Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Aceh, Ny. Mukarramah Fadhlullah, menghadiri Parade Hari Kebaya Nasional ke-2 yang berlangsung meriah di Plenary Hall Universitas Ubudiyah Aceh, Kamis (24/7/2025).

Kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Kebaya Nasional yang telah ditetapkan melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 19 Tahun 2023. Mengusung tema “Kebaya Warisan Budaya, Langkah Maju Perempuan Indonesia,” parade ini menjadi ajang afirmasi pentingnya pelestarian kebaya sebagai bagian dari identitas budaya nasional.

Acara resmi dibuka dengan penabuhan rapa’i oleh Ny. Mukarramah sebagai simbol dimulainya kegiatan. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa kebaya bukan sekadar busana tradisional, melainkan warisan budaya yang sarat nilai filosofis dan mencerminkan keanggunan perempuan Indonesia.

“Kebaya adalah bagian dari kearifan lokal yang tidak hanya perlu dipakai dalam seremoni semata, tetapi harus dihidupkan dalam keseharian agar tetap relevan dan diwariskan ke generasi mendatang,” ujarnya dengan penuh semangat.

Mukarramah yang tampil anggun dalam balutan kebaya bermotif khas Aceh juga menyoroti pentingnya peran perempuan dalam menjaga dan mempromosikan kebudayaan lokal sebagai bagian dari pembangunan karakter bangsa.

Parade ini turut dihadiri oleh sejumlah organisasi perempuan ternama, antara lain Perempuan Indonesia Maju (PIM), Kongres Wanita Indonesia (Kowani), serta para anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) dari sejumlah Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA).

Selain parade busana kebaya, acara juga diramaikan dengan bazar produk UMKM lokal, fashion show yang menampilkan kekayaan motif daerah dari berbagai provinsi, serta lomba lagu tembang kenangan yang mempererat suasana kebersamaan dan kekeluargaan di antara para peserta.

Hari Kebaya Nasional kini menjadi momentum penting dalam agenda kebudayaan nasional. Pemerintah daerah bersama elemen masyarakat diharapkan terus bersinergi agar warisan budaya seperti kebaya tidak hanya dilestarikan, tetapi juga diberdayakan dalam skala yang lebih luas, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. []

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *