Dailymailindonesia.com, LHOKSUKON – Seorang anak berusia dua tahun bernama Rahmadzani, anak dari pasangan Muhammad (32) dan Fatmawati (31), ditemukan meninggal dunia di saluran irigasi di Gampong Babah Geudubang, Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara, pada Rabu (11/12/2024).
Kapolres Aceh Utara AKBP Nanang Indra Bakti melalui Kapolsek Lhoksukon Iptu Syahrizal menjelaskan kronologi kejadian tersebut. Peristiwa bermula ketika ibu korban, Fatmawati, sedang mempersiapkan diri untuk menghadiri pesta pernikahan. Setelah memakaikan pakaian kepada Rahmadzani, ia membiarkan anaknya bermain di luar rumah sementara ia melanjutkan persiapan.
Ketika keluar rumah, Fatmawati tidak menemukan anaknya di halaman. Ia memanggil nama anaknya berulang kali namun tidak mendapatkan respons. Merasa khawatir, ia segera mencari anaknya di sekitar rumah. Tidak lama kemudian, dua warga setempat, Zulkifli dan Hermansyah, turut membantu mencari korban dengan menyisir area irigasi yang berada di depan rumah.
Setelah satu jam pencarian intensif, sekitar pukul 11.00 WIB, Hermansyah secara tidak sengaja menemukan tubuh Rahmadzani di dalam saluran irigasi, sekitar 700 meter dari rumah korban. Saat ditemukan, tubuh korban berada di bawah permukaan air. Hermansyah segera mengangkat korban ke daratan dan mencoba memberikan pertolongan pertama. Namun, korban tidak memberikan respons.
Korban kemudian dibawa ke rumah orangtuanya, di mana Fatmawati juga mencoba memberikan pertolongan pertama. Sayangnya, upaya tersebut tidak berhasil, dan korban dinyatakan meninggal dunia.
Polsek Lhoksukon bersama Unit Inafis Sat Reskrim Polres Aceh Utara segera melakukan identifikasi jenazah dan olah tempat kejadian perkara (TKP). Setelah proses identifikasi selesai, jenazah dimandikan, dishalatkan, dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Gampong Babah Geudubang.
Kapolsek Lhoksukon Iptu Syahrizal menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban atas kejadian ini. Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak, terutama yang bermain di area terbuka yang berpotensi berbahaya, seperti saluran irigasi atau lokasi-lokasi berisiko lainnya.
“Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua. Kami mengimbau para orangtua agar selalu waspada dan mengawasi anak-anak, terutama saat mereka bermain di luar rumah. Jangan biarkan mereka bermain tanpa pengawasan di sekitar lokasi yang bisa membahayakan,” ujar Iptu Syahrizal.
Pihak kepolisian juga berharap agar masyarakat terus memperhatikan aspek keselamatan anak-anak demi mencegah kejadian serupa terulang kembali.