Majelis Pemuda Woyla, Undang Abati Dahlan Kaji Tentang Kewajiban Menuntut Ilmu untuk Mencapai Hijrah Sejati

Berita32 Dilihat

Dailymailindonesia.com, Woyla Aceh Barat – Majelis Pengajian Pemuda Woyla, undang Abati H Muhammad Dahlan Jungka Gajah pimpinan Dayah Darul Madaris Jungka Gajah, Kecamatan Meurah Mulia, Aceh Utara dan alumni Dayah BUDI Mesja Lamno.

Mucksin Saputra, Ketua Majelis Pemuda Woyla, didampingi oleh Tgk Arika Amalia, S.Pd selaku Humas mengatakan, tema yang diangkat adalah tentang “Kewajiban Menuntut Ilmu untuk Mencapai Hijrah Sejati” di Dayah Miftahul Jannah, Lueng Jawa, Woyla, Aceh Barat, 9 Desember 2023, malam Ahad.

Majelis Pengajian Pemuda Woyla asuhan Walid Abdullah Arif ini mengkaji kitab “Sirâjut Thâlibîn” karangan  ulama besar Nusantara, Syekh Ihsân ibn Dahlân al-Jamfasî al-Kadîrî al-Jâwî, lebih makruf dikenal dengan nama Syekh Ihsan Jampes, atau dikenal juga kitab syarah kitab tasawuf “Minhâjul ‘Âbidîn” karangan Hujjatu al-Islâm al-Imâm al-Ghazzâlî (w. 1111 M).

Diantara materi Pengajian Pemuda Woyla di Bale Manyang ini adalah sebagai berikut;

Sejauh manakah batas ilmu yang wajib dituntut setiap muslim mukallaf. Hal Ini penting dikaji karena pada umumnya hanya tau tentang kewajiban menuntut ilmu, namun terkadang masih banyak belum tau batasan ilmu yang wajib diketahui pada ilmu Tauhid , Fiqah, dan Tasawuf.

Batasan ilmu tauhid yang wajib dituntut oleh setiap individu adalah mengenal Allah dengan sifat – sifat-Nya yang disertai dengan  dalil-dalilnya, adapun tujuan mengetahui sifat Allah disertai dalilnya adalah agar syarat kesempurnaan iman dan tauhid sudah sesuai dengan batas minimal lepas dari status taqlid.

Kemudian ilmu fikih yang wajib dipelajari untuk mengetahui kewajiban ibadah yang sah, begitu juga muamalah yang sesuai syariah dan terakhir faham batas minimal tentang ?munakahat dan jinayah.

“Sedangkan ilmu Tasawuf batasan yang wajib dituntut adalah mengenal segala amalan yang menyangkut dengan hati , seperti ikhlas, tawakal, dan lain – lain.” Tambah alumni BUDI Mesja Lamno ini.

Abati Dahlan juga memberi beberapa pesan kepada pemuda, menuntut ilmu adalah satu kewajiban yang tidak ada tawar menawar. bahaya sekali jika seseorang  kosong dari ilmu, karena orang bodoh adalah musuh Allah.

Abati juga mengambarkan sebuah perumpamaan terhadap orang menuntut “Ureung beut lage ureung saket jak meu ubat, hana ek cara rawat inab, ta meubat secara rawat jalan. Bek sampe saket kabrat ta meubat han, dan yang bahaya lom ka get seb brat saket mantong merasa droe teuga”.

(Orang mengaji ibarat orang sakit berobat, tidak mau rawat inap, berobat rawat jalan, jangan sampai sakit sudah parah, tidak mau berobat, dan paling parah sudah sakit berat merasa masih sehat)

“Pesan terakhir abati saat penutupan adalah sering-sering ikuti kajian keagamaan karena “beut” disamping menghilangkan kejahilan, juga sebagai bentuk mensyukuri nikmat umur.” Pungkasnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *