Dailymailindonesia.com, Banda Aceh – Anggota DPRK Banda Aceh, H Heri Julius S.Sos MM, menanggapi terkait tenaga honorer yang di PHK sebanyak 140 orang, melihat memang adanya keanehan.
“Kalau kita melihat ada keanehan. Mereka tiba tiba dengan kondisi hari ini Banda Aceh defisit anggaran, lalu dilakukan pemangkasan pegawai honorer,” ujar ketua Komisi II DPRK Banda Aceh itu, disela-sela kegiatan, reses II Masa persidangan III Tahun 2023, Dapil III, Kecamatan Syiah Kuala-Ulee Kareng, Kota Banda Aceh, di wilayah kecamatan Jaya Baru, Gampong Lamtemen Timur, Minggu (3/12/2023).
Selanjutnya, ia mengatakan anehnya bukan itu, tetapi terhadap 140 tenaga honorer yang di PHK tersebut, jika karena penghematan anggaran, kok ada yang direkrut lain lagi, yakni sebanyak 80 orang.
“Disini ada keanehan, ya tidak wajarlah, nah ini bisa jadi ada unsur politis. Ketika ditanya apakah adanya unsur permainan, ya yang namanya unsur politik ya bisa jadi seperti itu.
Nah, kalaulah seperti ini, orang orang bisa saja berasumsi seperti itu. Apalagi, katanya ada beberapa tenaga honorer yang diberhentikan tersebut, datang ke kita selaku anggota DPRK, malah kabarnya yang direkrut tersebut ada yang dari tamatan SMA.
Artinya, jika kita melihat tidak sesuai dengan basic pendidikan untuk sebuah rumah sakit berskala daerah yang menangani bidang kesehatan.
“Dan hal ini perlu ditelusuri, apaka sudah sesusi dengan regulasi yang ada,” ucapnya.
Lanjut Heri Julius, kita hanya berharap persoalan tersebut harus segera didalami. Karena sangat disayangkan, pasalnya jika kita amati sepertinya mereka itu terzholimi.
Karena sebutnya, mereka sendiri tidak tau salahnya apa, namun tiba tiba di PHK.
Heri Julius mengatakan, pihak Rumah Sakit Meuraxa , dikatakannya jangan hanya bisa menyebut dikarenakan kondisi keuangan pemko Banda Aceh mengalami devisit.
Lalu, mengorbankan mereka yang tidak bersalah dengan mencoba melakukan PHK terhadap 140 tenaga honorer di rumah sakit tersebut.
“Kalau memang pemangkasan tenaga honorer karena hutang, ya jangan direkrut pegawai honorer yang baru.
“Dan ini masuknya pun diam diam,” tukas H Heri Julius, yang kini Caleg DPRA Dapil I, Nomor Urut 2, dari partai NasDem tersebut.
Begitupun Heri Julius berharap terkait hak pesangon tenaga honorer yang telah di PHK tersebut, juga harus diberikan.
Anehnya lagi, kita mendengar sampai ada pengawalan polisi terkait PHK tersebut. Ada yang aneh itu ?
Apalagi sejauh ini informasinya terhadap tenaga honorer yang di PHK tersebut belum diberikan surat pemberhentian.
Cara pemberhentiannya pun dibuat, seperti orang menempelkan selebaran surat pengumuman di papan pengumuman.
“Ada yang aneh kayaknya di situ, ucap Heri Julius. Oleh karenanya, Heri Julius, mengatakan perlu dilakukan pendalaman lebih lanjut terkait hal tersebut.
Untuk itu, Heri Julius, meminta agar pihak berwenang untuk menindaklanjuti persoalan tersebut, karena pasalnya jika kita melihat persoalan tersebut sudah melanggar ketentuan perundang undangan baik dari sisi tenaga kerja maupun kepegawaian.
Kita juga berharap lembaga lembaga pengawasan negara seperti ombudsman aceh dan kepolisian untuk dapat menindaklanjuti persoalan tersebut agar kedepan tidak semena-mena terhadap tenaga honorer.
Menurutnya, hal itu sangat perlu dilakukan, agar para tenaga honorer tersebut mendapatkan hak yang sama sehingga tidak semena-mena diperlakukan.
“Kita sangat sayang dan prihatin, karena ini penzaliman,” tukas H Heri julius.
Selaku anggota DPRK Banda Aceh, dirinya begitu sangat prihatin terhadap tenaga honorer yang diberhentikan itu secara tiba tiba. “Apalagi caranya disuruh pulang seperti diusir gitu,” ucapnya.
Sementara, ditambah lagi dengan penggantikan dengan merekrut tenaga honorer baru, sebanyak 80 orang.
“Ibarat pergantian pemain. Seharusnya jangan begitulah cara mainnya,” kata H Heri Julius.
Sementara ketika ditanya adanya dilakukan ujian tes kemampuan, atau evaluasi kinerja terhadap tenaga honorer tersebut ?
Lalu, ia kembali bertanya, apakah terhadap 80 tenaga honorer yang baru dimasukan tersebut melalui jalur tes juga ?!
“Nah ini juga menjadi pertanyaan bagi kita. Jangan jangan melalui titipan.
Karena kita mendapatkan info juga bahwa terhadap honorer yang baru direkrut tersebut tidak dilakukan tes/ ujian.
Intinya, pertama kita sangat prihatin terhadap persoalan tersebut, dan kedua terhadap tenaga honorer yang baru dimasukan tersebut kapan dilakukan tes-nya.
“Kapan dilakukan tes, kok diam diam bahkan tiba tiba dimasukan 80 orang. Aneh ini, bagaimana caranya, kok mereka bisa langsung masuk, kapan di tes-nya,” pungkasnya.