Banda Aceh — Keprihatinan mendalam atas bencana banjir dan musibah alam yang melanda berbagai wilayah di Aceh menggugah hati para ulama dan masyarakat untuk bermunajat bersama kepada Allah SWT. Pada Minggu, 14 Desember 2025, ulama se-Aceh bersama ribuan jamaah menggelar dzikir dan doa bersama di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.
Kegiatan penuh khidmat ini dipimpin oleh Pemimpin Dzikir, Waled Nuruzzahri, sementara doa dipanjatkan oleh ulama kharismatik Aceh, Abu Paya Pasi. Sejak siang hari, jamaah dari berbagai kabupaten/kota di Aceh mulai memadati kawasan Masjid Raya Baiturrahman, masjid kebanggaan rakyat Aceh yang juga menjadi simbol keteguhan iman dan sejarah perjuangan.
Dalam suasana yang sarat kekhusyukan, lantunan dzikir menggema di halaman masjid. Jamaah larut dalam doa, memohon ampunan, perlindungan, serta pertolongan Allah SWT agar Aceh segera dijauhkan dari segala musibah dan bencana. Air mata haru terlihat mengalir dari sebagian jamaah, terutama mereka yang secara langsung terdampak banjir dan kehilangan sanak keluarga, harta benda, maupun tempat tinggal.
Doa bersama ini secara khusus dipersembahkan untuk saudara-saudara di berbagai daerah di Aceh yang tengah tertimpa musibah banjir dan bencana alam lainnya. Para ulama berharap, melalui kebersamaan dan kekuatan doa, Allah SWT menurunkan rahmat-Nya, memberikan kesabaran, kekuatan, serta jalan keluar terbaik bagi seluruh masyarakat Aceh.
Abu Paya Pasi dalam doanya memohon agar Allah mengangkat segala kesulitan yang dihadapi rakyat Aceh, menerima amal ibadah dan munajat para ulama serta jamaah, dan menjadikan musibah ini sebagai pengingat untuk memperkuat iman, kepedulian, serta persaudaraan sesama umat. Ia juga mendoakan para korban agar diberikan ketabahan, kesehatan, dan diganti segala kehilangan dengan balasan yang lebih baik dari Allah SWT.
Kegiatan dzikir dan doa bersama ini menjadi wujud nyata peran ulama Aceh sebagai pemersatu umat di tengah ujian. Selain ikhtiar lahir melalui bantuan kemanusiaan dan pemulihan pascabencana, para ulama menegaskan bahwa ikhtiar batin melalui doa adalah kekuatan utama yang tidak boleh ditinggalkan.
Masjid Raya Baiturrahman, yang selama ini menjadi pusat spiritual dan sosial masyarakat Aceh, kembali menjadi saksi kebersamaan ulama dan umat dalam menghadapi cobaan. Dari halaman masjid bersejarah ini, harapan dan doa dipanjatkan agar Aceh segera pulih, kembali aman, dan masyarakatnya senantiasa berada dalam lindungan Allah Subhanahu wata’ala.
“Semoga doa kami bersama para ulama Aceh diterima oleh Allah SWT, dan untuk saudara-saudara kami yang tertimpa bencana, semoga selalu mendapatkan rahmat, pertolongan, serta kasih sayang-Nya,” demikian harapan yang mengalir dari para jamaah yang hadir.
Kegiatan ini juga menjadi pesan moral bagi seluruh masyarakat Aceh untuk terus memperkuat solidaritas, saling membantu, dan menjaga hubungan dengan Allah SWT, terutama di tengah kondisi sulit akibat bencana alam yang melanda.(**)






