Abrasi Kian Parah, Warga Paya Bateung Minta Pemerintah Segera Bangun Tanggul Penahan Ombak

News98 Dilihat

ACEH UTARA – Warga Gampong Paya Bateung, Kecamatan Baktiya Barat, Kabupaten Aceh Utara, kini hidup dalam kekhawatiran besar. Wilayah mereka yang dulunya luas dan produktif kini perlahan-lahan terkikis ombak laut. Sebagian besar kawasan tambak yang menjadi sumber penghidupan utama masyarakat telah hilang ditelan laut, menyisakan hanya sekitar 30 meter daratan di sepanjang bibir pantai.

Dari pantauan di lokasi, abrasi semakin mendekati area tambak dan bangunan milik warga. Sejumlah tambak bahkan sudah tidak dapat difungsikan lagi karena tergenang air laut setiap kali pasang besar datang. Kondisi ini dikhawatirkan akan terus memburuk bila tidak ada penanganan segera.

“Sekarang jarak antara laut dengan tambak tinggal puluhan meter. Dulu masih jauh, tapi ombak terus mengikis tanah setiap tahun. Kalau tidak dibangun tanggul tahun ini, bisa jadi tahun depan tambak dan usaha milik gampong sudah hilang semua,” ujar salah satu warga Paya Bateung, dengan nada khawatir.

Tambak dan Aset Gampong Terancam Hilang

Tokoh masyarakat setempat menjelaskan, abrasi di wilayah mereka sudah terjadi bertahun-tahun, namun dua tahun terakhir laju pengikisan meningkat tajam akibat gelombang besar dan perubahan arus laut. Tambak, rumah warga, bahkan fasilitas publik kini berada di zona bahaya.

“Kami sudah beberapa kali menyampaikan aspirasi ke pemerintah kabupaten, tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut nyata. Kami mohon perhatian serius, karena ini menyangkut mata pencaharian ratusan kepala keluarga,” ujar seorang tokoh gampong.

Selain itu, aset milik gampong seperti tambak produktif dan bangunan usaha bersama juga terancam lenyap bila abrasi terus dibiarkan. Warga menilai, tanpa pembangunan tanggul penahan ombak, ekonomi pesisir yang sudah mulai bangkit pasca-pandemi akan kembali terpuruk.

“Kami bukan hanya kehilangan tanah, tapi juga kehilangan harapan. Laut sudah hampir sampai ke jalan dan tambak kami sudah tak bisa difungsikan. Kami mohon kepada pemerintah untuk segera bertindak,” ungkap warga lainnya.

Seruan untuk Pemerintah Provinsi Aceh

Geuchik (Kepala Desa) Gampong Paya Bateung turut menyuarakan harapan besar agar Pemerintah Provinsi Aceh dapat turun tangan membantu penanganan abrasi di wilayahnya. Ia menyebutkan bahwa kemampuan pemerintah kabupaten terbatas, sementara dampak abrasi sudah mengancam infrastruktur ekonomi masyarakat.

“Kami sangat berharap perhatian dari Pemerintah Aceh dan juga Balai Wilayah Sungai. Pembangunan tanggul atau pemecah ombak sudah menjadi kebutuhan mendesak. Kalau tidak segera direalisasikan, tahun depan sebagian besar wilayah gampong kami bisa hilang,” tegas Geuchik.

Ia menambahkan, masyarakat siap mendukung segala bentuk upaya pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan tanggul, mulai dari pembebasan lahan hingga gotong royong di lapangan. Menurutnya, langkah cepat dan kolaboratif antara pemerintah kabupaten dan provinsi menjadi kunci untuk mencegah kerusakan yang lebih luas.

Perlu Tindakan Nyata, Bukan Sekadar Janji

Masyarakat berharap agar masalah abrasi di Paya Bateung tidak hanya berhenti pada tahap pendataan dan survei, seperti yang sudah beberapa kali dilakukan, tetapi benar-benar dilanjutkan dengan pembangunan fisik tanggul.

“Kami tidak ingin hanya dijanjikan terus. Laut sudah menelan banyak lahan, dan kalau menunggu lebih lama lagi, mungkin yang tersisa tinggal nama gampongnya saja,” kata seorang petambak senior dengan nada getir.

Warga juga mengimbau agar pemerintah menjadikan penanganan abrasi sebagai prioritas program perlindungan pesisir Aceh, mengingat banyak wilayah pantai lainnya yang menghadapi ancaman serupa.

Kini, masyarakat Paya Bateung menanti langkah cepat dari pemerintah kabupaten maupun provinsi untuk menyelamatkan tanah dan tambak mereka—sebelum ombak benar-benar menghapus jejak kehidupan di pesisir Baktiya Barat.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *