Kisah inspiratif Muhamad Fajar Pemanjat Kelapa jadi Prajurit TNI

Kodam IM9 Dilihat

Aceh Besar — Sebuah kisah inspiratif datang dari Aceh Besar, tentang seorang pemuda bernama Muhammad Fajar yang berhasil mewujudkan cita-citanya menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) di tengah keterbatasan ekonomi yang melilit keluarganya.

Fajar, anak kedua dari tiga bersaudara dan satu-satunya anak laki-laki dalam keluarganya, telah kehilangan sosok ayah sejak usia delapan tahun. Sejak saat itu, ibunya, Yusnita, berjuang seorang diri menjadi tulang punggung keluarga dengan berjualan sayur keliling dari kampung ke kampung. Hidup dalam kesederhanaan tak membuat Fajar patah semangat. Justru keterbatasan itulah yang memupuk tekad dan semangat juangnya untuk meraih impian menjadi abdi negara.

“Ayah meninggal saat saya masih kecil, sejak itu ibu yang menjadi segalanya buat kami. Saya tidak ingin jadi beban. Saya ingin membanggakan ibu,” ujar Fajar dengan mata berkaca-kaca.

Tak hanya membantu ibunya berjualan, Fajar juga bekerja sebagai tukang panjat kelapa. Setiap hari, ia memanjat puluhan pohon kelapa untuk mengambil buahnya dan menjual kelapa muda ke pasar demi mengumpulkan uang. Semua hasil kerja kerasnya ditabung untuk membiayai proses seleksi masuk TNI AD — mulai dari kebutuhan administrasi, transportasi, hingga makan dan minum selama mengikuti tahapan seleksi.

“Cita-cita saya memang ingin menjadi tentara sejak kecil. Walaupun hidup kami susah, saya tidak pernah menyerah. Saya kerja apa saja yang penting halal, demi bisa ikut tes,” tambahnya.

Perjuangan Fajar akhirnya membuahkan hasil. Ia dinyatakan lulus murni dalam seleksi penerimaan calon prajurit TNI AD tahun ini. Kabar kelulusan itu menjadi momen penuh haru bagi ibunya, Yusnita, yang selama ini tak pernah lelah menyemangati dan mendoakan anaknya.

“Alhamdulillah, akhirnya cita-cita anak saya tercapai juga. Saya bangga karena dari kecil dia sudah menunjukkan semangat, nggak pernah ngeluh walau hidup kami susah. Saya cuma bisa mendoakan semoga dia jadi tentara yang kuat, jujur, dan selalu ingat sama Allah serta tetap jadi kebanggaan keluarga,” ujar Yusnita dengan suara bergetar menahan haru.

Menanggapi kisah inspiratif ini, Panglima Komando Daerah Militer Iskandar Muda (Pangdam IM), Mayor Jenderal TNI Niko Fahrizal, M.Tr. (Han), memberikan apresiasi dan penghargaan tinggi atas semangat juang Fajar.

“Saya sangat terharu sekaligus bangga mendengar kisah Fajar. Ini adalah contoh nyata bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk meraih cita-cita. Justru, dalam keterbatasan itu tumbuh semangat juang dan ketangguhan mental yang luar biasa,” ujar Pangdam IM.

Beliau menambahkan bahwa TNI AD selalu membuka kesempatan bagi seluruh anak bangsa yang memiliki tekad kuat, integritas, dan semangat pengabdian yang tinggi. “Kami tidak menilai dari status ekonomi. Siapa pun yang memenuhi syarat dan memiliki kemampuan, semangat, serta disiplin tinggi, memiliki peluang yang sama untuk menjadi prajurit TNI AD,” tambah Mayjen TNI Niko Fahrizal.

Ia juga menegaskan bahwa kisah seperti Fajar harus menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya di seluruh penjuru Tanah Air.

“Jangan pernah menyerah. Selama masih ada niat baik, kerja keras, dan doa orang tua, insya Allah jalan akan terbuka. Jadilah pemuda yang pantang menyerah, seperti Fajar,” tegasnya.

Mayjen TNI Niko Fahrizal juga berharap agar Fajar dapat terus menjaga semangat dan integritas selama menjalani pendidikan militer hingga menjadi prajurit TNI AD yang profesional, tangguh, dan berjiwa patriot.

“Kami akan mendidik Fajar menjadi prajurit yang hebat, disiplin, dan cinta tanah air. Semoga kelak ia menjadi inspirasi bagi banyak orang dan menjadi kebanggaan bagi keluarganya, masyarakat Aceh, serta bangsa dan negara,” pungkas Pangdam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *