Dailymailindonesia.com, Banda Aceh – Dinas Sosial Aceh menggelar pertemuan silaturrahmi dan koordinasi dengan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry.
Pertemuan ini merupakan upaya Pemerintah Aceh bersama kalangan akademisi untuk mencari solusi komprehensif dan strategis atas berbagai masalah sosial yang terjadi.
Acara yang dipimpin oleh Kadis Sosial Aceh, Dr. Muslem Yacob tersebut turut dihadiri Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry, Prof. Dr. Kusumawati di aula Dinsos Aceh.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Sosial Aceh, Dr. Muslem Yacob, menyampaikan keprihatinan mendalam mengenai masalah sosial yang terus terjadi belakangan ini, terutama maraknya pengemis di Aceh. Dr. Muslem menekankan perlu adanya tindakan bersama dan terpadu guna mengatasi masalah pengemis di Aceh.
“Fenomena ini mengganggu kebatinan saya, menjamurnya pengemis dimana-mana apakah mungkin ada jaringan atau makelarnya? Hal ini tentu butuh kajian mendalam, dan yang mengerti langkah serta kiat-kiatnya dari Bapak/Ibu akademisi di UIN” kata Dr. Muslem.
“Saya lihat, pengemis bukan hanya sekedar menjadi permasalahan di lingkungan sosial, tapi juga berdampak negatif terhadap wisatawan yang berkunjung, banyak tamu kita dari malaysia yang merasa terganggu saat datang kesini ketika sedang menikmati kuliner tiba-tiba didatangi dan diminta-mintai” ungkapnya.
Dalam pertemuan yang melibatkan Pejabat Dinsos serta jajaran Wakil Dekan, para Ketua Prodi termasuk Prodi Kesos (Kesejahteraan Sosial) di lingkungan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Dr. Muslem mengusulkan adanya program kolaborasi lebih lanjut. Beliau menyatakan perlu dilakukan penelitian mendalam guna memahami akar masalah dari perilaku mengemis tersebut, serta kemudian mengembangkan strategi penanganan yang efektif.
Sementara itu, menurut Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Prof. Dr. Kusumawati dalam pandangannya, ia menyoroti pentingnya pendekatan yang menyeluruh dalam menangani fenonema pengemis di Aceh dan tidak parsial.
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi itu menawarkan 5 program utama untuk menanggulangi masalah pengemis, pertama yaitu dengan melakukan penelitian, kedua, pemetaan sosial, ketiga, pendampingan, dan keempat, evaluasi serta terakhir yang kelima, integrasi.
Upaya ini baru berhasil jika dilakukan secara komprehensif, berkelanjutan dan tidak terlepas antara satu dengan lainnya. Sehingga langkah ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dasar hidupnya.
“Kalau pengemis itu tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya maka akan terulang kembali, oleh karena itu perlu didampingi melalui program ini” ungkapnya.
Prof. Kusumawati menambahkan, melalui 5 program itu para pengemis sebaiknya di lokalisasi saja. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam pembinaan. Kemudian lanjutnya, di evaluasi dan diintegrasikan kedalam masyarakat dengan tetap didampingi oleh Sumber Daya Manusia (SDM) dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
“Barangkali secara resource ada di Fakultas Dakwah dan Komunikasi, tapi secara program dan keuangan ada di Dinsos, sehingga kita bisa berkolaborasi dalam hal ini” kata Prof. Kusumawati.
Program intensif itu sebutnya, optimis dapat merubah mindset dan prilaku pengemis dari yang selama ini merasa nyaman mengemis di jalan.
“Nah kalau kita masih menggunakan metode lama bantuan sosial seperti dulu, tidak akan efektif merubah kebiasaan mereka. Karena bagi mereka uang yang diberikan Pemerintah sangat kecil dibandingkan pendapatan dari hasil mengemisnya” terang Prof. Kusumawati
Kepala Dinas Sosial Aceh menyambut positif usulan program kolaborasi tersebut. Ia berharap, kerjasama dengan UIN Ar-Raniry bisa menjadi terobosan baru Pemerintah Aceh dalam menangani masalah sosial diantaranya masalah pengemis.
“Jadi yang penting kedepan ada langkah-langkah strategis perubahan, sehingga penanganannya dari hulu sampai ke hilir. Semoga bisa kita wujudkan bersama. Jadi susun saja langkah-langkahnya seperti apa, nanti kita sesuaikan dengan pendanaanya” kata Kadis Muslem.
Sebelumnya diketahui, Dinsos Aceh telah menjalin kerja sama dengan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry dalam penempatan mahasiswa magang dari Fakultas tersebut di Dinas Sosial. Sebagai bagian dari memperkuat dan memperkaya paktek serta pengetahuan tentang dunia pekerja sosial.
Pada kesempatan ini, Kepala Dinas Sosial Aceh juga menyerahkan alat praktik untuk penanganan dan pendampingan kelompok difabel kepada Laboratorium Prodi Kesos, yang diterima langsung oleh Ibu Dekan, turut didampingi oleh para wakil dekan, para kaprodi dan unsur pimpinan Dinas Sosial Aceh.(red/InfoPublik)