Pusat Pengurangan Risiko Bencana Asia (ADRC) Jepang Dr. Mifune Yasumichi dan Dr. Gerry Potutan sambangi Museum Tsunami Aceh

Pariwisata13 Dilihat

Dailymailindonesia.com, Banda Aceh – Setelah mengisi seminar internasional kebijakan lingkungan dan pengurangan risiko bencana di Jepang dan Indonesia, di Kantor Bappeda Aceh, pemateri sekaligus peneliti yang berasal dari Pusat Pengurangan Risiko Bencana Asia (ADRC) Jepang Dr. Mifune Yasumichi dan Dr. Gerry Potutan sambangi Museum Tsunami Aceh, Rabu (6/11/2024).

Kedatangan kedua peneliti tersebut dalam rangka bertukar informasi dan data yang terkait dengan pengurangan resiko bencana baik di Jepang maupun di Indonesia khususnya provinsi Aceh.

Mereka berdua disambut langsung oleh Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh, M Syahputra Az beserta jajarannya di ruang rapat setempat.

Syahputra memaparkan bahwa museum ini dibangun oleh Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh dengan dana multidonor dibawah pengelolaan Kementerian ESDM melalui Badan Geologi dan beralih menjadi aset pemerintah Aceh pada tahun 2019 dibawah pengelolaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh.

“Sejak 2019 semua aset secara resmi menjadi aset daerah dan kita terus berupaya untuk menjaga dan merawat aset tersebut dengan sebaik-baiknya”, paparnya.

Pihak museum, lanjut Syahputra, beberapa tahun ini juga melakukan kajian dengan harapan ada penyintas yang dengan sukarela menyerahkan benda-benda peninggalan tsunami silam yang disimpan serta dikelola oleh museum tsunami.

“Namun, sebagian penyintas atau pengunjung enggan menyerahkan benda peninggalan tsunami dengan alasan benda tersebut benda yang sangat berharga bagi mereka”, katanya.

Dengan keterbatasan koleksi pihak museum mencoba menyampaikan pengetahuan kebencanaan kepada pengunjung secara digital, baik secara audio visual maupun animasi.

Gerry Potutan dari ADRC, menyampaikan bahwa museum kobe nama resminya tidak ada nama museumnya namun sebuah institusi untuk pendidikan kebencanaan dan pengurangan resiko bencana.

“Museum Kobe memiliki banyak sekali kekayaan koleksi serta metode-metode untuk menyampaikan pendidikan kebencanaan, efek khusus serta beberapa eksperimen yang menarik pengunjung dengan beberapa teknologi terbaru”, ujar Gerry.

Museum Kobe, sambungnya, selalu dikunjungi oleh pelajar maupun pengunjung asing dari berbagai negara dengan beragam tujuan.

“Semoga kita bisa terus berbagi informasi terkait dengan pendidikan kebencanaan dan pengurangan resiko bencana”, harap Gerry.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *